Gagal Total di All England, Media China Sebut Indonesia sebagai Kerajaan Bulutangkis

Selasa, 17 Maret 2020 13:01 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© badmintonindonesia.org
Melati Daeva dan Praveen Jordan, jawara All England 2020. Copyright: © badmintonindonesia.org
Melati Daeva dan Praveen Jordan, jawara All England 2020.

INDOSPORT.COM – Kedigdayaan China selama seperempat abad di ajang bulutangkis mulai runtuh. Namun, media di negara tersebut menganggap China masih perkasa ketimbang Indonesia.

All England 2020 jadi momen yang buruk buat bulutangkis China karena untuk pertama kalinya sejak 25 tahun lalu tak ada satupun gelar juara hadir. Meski meloloskan dua wakil di sektor ganda putri dan tunggal putri, namun semuanya pulang dengan tangan hampa.

Jawara Bertahan All England Asal China Pebulutangkis Chen Yufei dikalahkan wakil Chinese Taipei, Tai Tzu Ying. sedangkan pasangan Du Yue/Li Yunhui juga kalah dari wakil Jepang, yakni pasangan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota di final All England 2020.

Hasil ini membuat mereka harus rela semakin tertinggal dari Denmark dalam daftar total peraih gelar All England sepanjang sejarah. China berada di urutan ketiga dengan total 85 gelar.

Sementara Denmark dengan tambahan satu gelar juara dari Viktor Axelsen di sektor tunggal putra, kini total mengoleksi 88 gelar di urutan kedua juara terbanyak All England.

Media olahraga di China, Sports Sina, posisi China tersebut masih lebih baik daripada Indonesia yang dikenal sebagai ‘kerajaan bulutangkis’ karena memiliki segudang pemain hebat dan berbakat.

Tercatat dalam urutan juara terbanyak All England, Indonesia masih membuntuti China di peringkat keempat dengan perolehan 48 gelar juara.

Media tersebut menyebutkan bahwa China menginjakkan kaki di panggung bulutangkis dunia pada awal 1980-an. Sejak saat itu mereka hampir selalu memenangkan medali emas sehingga menjadikan China sebagai kiblat bulutangkis dunia.

Sedangkan Indonesia belum mampu melakukan sehebat China. Media itu menulis selama hampir 10 tahun, Indonesia selalu pulang dengan tangan kosong di ajang Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Piala Uber, Badminton Asia Championship, All England hingga Final Tour BWF.

Ya, media itu tampaknya mencoba menghibur tim bulutangkis dari negaranya sendiri. Rasanya cukup wajar jika sesekali Negeri Tirai Bambu itu tidak berhasil membawa satu pun gelar di ajang bergengsi.

4