Diwajibkan Isolasi Diri 2 Minggu Usai All England, Tunggal Putri Jepang Geram

Jumat, 20 Maret 2020 14:26 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Lanjar Wiratri
© The Star
Pebulutangkis Jepang, Nozomi Okuhara yang berhasil meraih medali emas di Korea Open Copyright: © The Star
Pebulutangkis Jepang, Nozomi Okuhara yang berhasil meraih medali emas di Korea Open

INDOSPORT.COM - Pebulutangkis tunggal putri Jepang, Nozomi Okuhara merasa kecewa dengan keputusan mendadak yang diumumkan oleh Asosiasi Badminton Jepang.

Saat ini bisa dibilang dunia olahraga global tengah lumpuh akibat terkena dampak virus corona. Sebagian besar kompetisi bulutangkis internasional telah ditunda.

Di tengah virus corona yang sedang mewabah, Nozomi Okuhara masih punya semangat membara untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020.

Terlebih Okuhara yang saat ini menduduki ranking empat di dunia, punya kesempatan besar untuk menunjukkan kemampuannya dalam turnamen bergengsi tersebut.

Pebulutangkis tunggal putri Jepang itu diketahui baru saja menuntaskan perjuangannya di All England 2020. Sayangnya langkah Nozomi Okuhara terhenti di babak semifinal setelah kalah dari tunggal putri China, Chen Yu Fei.

Setelah perjuangannya di All England 2020 usai, Okuhara kembali ke kampung halaman. Sebenarnya Okuhara menanti keputusan Asosiasi Badminton Jepang soal perlu tidaknya karantina bagi atlet bulutangkis yang baru usai berjuang di All England.

Setelah dua hari menanti dan belum juga ada keputusan, atlet berusia 25 tahun itu telah memesan stadion dan menghubungi pelatih untuk menampinginya berlatih.

Nozomi Okuhara tak mau berlama-lama berdiam diri tanpa latihan. Meski demikian, secara mendadak Asosiasi Badminton Jepang mengumumkan bahwa semua atlet bulutangkis yang baru saja berjuang di All England 2020 harus menjalani karantina selama 14 hari.

Sontak keputusan yang tiba-tiba itu membuat Nozomi Okuhara merasa geram.

"Mengapa Anda tidak menghubungi saya lebih dulu? Saya tidak tahu harus berbuat apa. Kita tahu betapa pentingnya informasi online. Saya kira yang pertama kali harus dihubungi adalah staf dan pemain sebelum mengumumkan di internet," tulis Okuhara di media sosial Twitter.

"Awalnya saya menunggu di rumah selama 2-3 hari, jadi saya berencana untuk mulai berlatih besok, tapi... apa yang akan terjadi," sambungnya lagi.

Satu hal yang membuat Nozomi Okuhara semakin geram adalah karena Asosiasi Badminton Jepang hanya menyampaikan informasi soal karantina di dunia maya bukan secara personal kepada pemain dan pelatih.