Cerita Fajar/Rian, dari Tunggal Putra dan Ganda Campuran Hingga ke Ganda Putra

Kamis, 26 Maret 2020 11:07 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Yohanes Ishak
© Humas PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/M.Rian Ardianto saat berhasil mengalahkan pebulutangkis asal Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda di final Korea Open 2019. Copyright: © Humas PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/M.Rian Ardianto saat berhasil mengalahkan pebulutangkis asal Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda di final Korea Open 2019.

INDOSPORT.COM – Ganda putra andalan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, membeberkan perjalanan mereka sebelum dipasangkan hingga jadi rekan tandem yang kompak.

Pasangan Fajar/Rian mulai mencuri perhatian publik sejak mereka tampil untuk pertama kalinya di International Challenge 2014 (12-16 Agustus).

Meski baru tiga pekan dipasangkan, mereka langsung tampil sebagai juara. Gelar tersebut mereka raih usai mengalahkan sesama pasangan Indonesia, Frank Kurniawan/Agripinna PR Putra, dengan skor 9-11, 11-9, 11-8.

Perjalanan mereka menjadi rekan tandem yang mumpuni rupanya cukup rumit. Kepada BWF, Fajar dan Rian pun menjelaskan perjalanan mereka selama masih bergabung dengan klub bulutangkis hingga akhirnya dipanggil untuk pelatihan nasional (pelatnas).

“Awalnya tunggal, tapi setelah masuk klub Jaya Raya, setahun di situ mencoba main tunggal, kata pelatih coba main rangkap ganda sama tunggal, tapi akhirnya tunggalnya dilepas terus ke ganda,” ungkap Rian.

Lain halnya dengan Fajar yang merupakan jebolan PB SGS PLN, Bandung. Atlet 25 tahun itu mengawali karier di ganda campuran namun tak juga dipanggil ke pelatihan nasional meski pernah juara.

“Saya main di nomer ganda campuran untuk kejuaraan nasional, saya menjuarai kejurnas itu, tapi saya tidak dipanggil masuk pelatnas,” tutur Fajar.

Menurut penuturan Fajar, Rian lebih dulu dipanggil ke pelatnas untuk bermain di nomer ganda putra. Sayangnya, Fajar tidak dipanggil karena saat itu kuota ganda campuran di timnas sudah penuh.

“Tapi seiring berjalannya waktu, saya diminta di ganda putra,” lanjut Fajar.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Badminton World Federation (@bwf.official) on

Tepat pada Agustus 2014, pelatih timnas akhirnya mencoba memasangkan Fajar dan Rian di ganda putra. Meskipun masih dalam proses adaptasi dan chemistry bermain belum terbangun, mereka justru meraih juara di ajang International Challenge 2014.

Sejak saat itu, pasangan ini semakin percaya diri bermain di kancah internasional. Bahkan selama periode 2017-2019, pasangan tercatat telah berhasil merengkuh empat gelar juara dalam dua tahun terakhir.

Fajar/Rian berhasil naik podium pertama di pentas Malaysia Masters Super 500 pada 2018. Selanjutnya, pada tahun yang sama, Fajar/Rian juga berhasil merengkuh gelar juara di ajang Syed Modi International yang digelar di India. 

Tren positif Fajar/Rian pun dapat berlanjut ke tahun 2019. Mereka pun kembali menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang bisa meraih gelar juara di ajang Swiss Open 2019 Super 300. Pada tahun itu pula, Fajar/Rian berhasil menjuarai Korea Open 2019 Super 500.