Bao Chunlai, Penakluk Taufik Hidayat yang Lahir di Waktu yang Salah

Senin, 4 Mei 2020 20:54 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© KAZUHIRO NOGI/AFP/Getty Images
Bao Chunlai adalah salah satu tunggal putra hebat China yang bisa jauh mengungguli Taufik Hidayat, namun hanya jadi bayang-bayang Lin Dan. Copyright: © KAZUHIRO NOGI/AFP/Getty Images
Bao Chunlai adalah salah satu tunggal putra hebat China yang bisa jauh mengungguli Taufik Hidayat, namun hanya jadi bayang-bayang Lin Dan.

INDOSPORT.COM – Bao Chunlai adalah salah satu tunggal putra hebat China yang bisa jauh mengungguli Taufik Hidayat, namun hanya jadi bayang-bayang Lin Dan.

Sebagai salah satu negara kiblat bulutangkis dunia dalam beberapa dekade kebelakang ini. Sejumlah pebulutangkis terbaik pernah dimiliki China, dalam satu periode.

Di sektor ganda putera misalnya. Pada era sejak awal tahun 2000-an hingga sekitar 2010, selain memiliki tunggal putera andalan sekelas Lin Dan, China kala itu juga memiliki pebulutangkis hebat, Bao Chunlai.

Bersama Lin Dan, Bao Chunlai merupakan salah satu andalan China untuk merajai berbagai turnamen sektor putra kala itu. Mulai dari dua kali juara Asian Games, empat juara Thomas Cup, termasuk juga empat kali juara turnamen beregu campuran dunia, Sudirman Cup.

Bicara kualitas Bao Chunlai juga jelas memiliki keunggulan dibanding banyak tunggal putra lain yang ada di dunia, pada eranya itu. Dengan tinggi menjulang 191cm dan juga ciri khasnnya bermian kidal, Bao Chunlai saat itu sangat mudah untuk menjadi perhatian di atas lapangan.

Salah satu tolok ukur kualitas Bao Chunlai salah satunya adalah bahawa pria kelahiran 17 Februari 1983 itu, memiliki catatan rekor head to head yang jauh mengungguli tunggal putra terbaik Indonesia pada masanya, Taufik Hidayat.

14 kali secara total Bao Chunlai berjumpa melawan Taufik Hidayat sepanjang sejarah kiprahnya di dunia bulutangkis. Dalam jumlah itu dirinya bisa unggul di sembilan pertandingan, atau artinya hanya kalah lima kali dari Taufik Hidayat.

Seperti Lin Dan juga, rekor pertemuan melawan Taufik Hidayat itu banyak diwarnai kemenangan untuk Bao Chunlai ketika memasuki tahun 2007. Dari tahun itu, dirinya bisa menang enam kali beruntun, sebelum akhirnya kalah dari Taufik Hidayat di pertemuan terakhir mereka, dalam turnamen Indonesia Open 2011.

Dengan mengandalkan power, kualitas Bao Chunlai yang bahkan bisa mengungguli jauh Taufik Hidayat itu sayangnya tak banyak berarti lantaran dirinya minim sekali mengoleksi gelar bergengsi ketika tampil dalam kelas individu.

Sepanjang karier, dengan kualitas mumpuninya, Bao Chunlai seakan hanya menjadi bayang-bayang seorang rekan senegaranya Lin Dan.

Tak sebanyak Lin Dan, Bao Chunglai hanya bisa meraih juara dibeberapa turnamen bergengsi, seperti Denmark Open 2011, Korea Open 2006 dan China Open 2007.

Sialnya, Lin Dan jugalah yang beberapa kali menghentikan Langkah Bao Chunlai di turnamen bergengsi. Seperti BWF World Championship 2006 dan 2007, juga di tiga gelaran All England 2007, 2008 dan 2009.

Meski sempat menang atas in Dan di All England 2010, keberhasilan itu juga tak lantas membuat Bao Chunlai bisa keluar sebagai juara. Sepertihalnya juga kegagalannya yang selalu tersingkir dini di dua Olimpiade yang sempat diikutinya.

Dengan kualitasnya itu, pada akhirnya memang Bao Chunlai seakan terlahir di waktu yang salah. Andai saja dirinya tak lahir dalam periode yang bersamaan dengan Lin Dan yang mendominasinya dengan keunggulan head to head 20-5. Bukan tak mungkin Bao Chunlai akan menjadi fokus utama bulutangkis China, menjadi andalan utama untuk merajai berbagai turnamen internasional yang ada di dunia.