Taufik Hidayat Ungkap Kekurangan dari Program Satlak Prima

Senin, 11 Mei 2020 20:05 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Shi Tang/Getty Images
Eks bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Copyright: © Shi Tang/Getty Images
Eks bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat merasa prihatin dengan carut-marut yang terjadi di dunia olahraga Indonesia.

Pernah mengecap asam garam sebagai atlet bulutangkis Indonesia membuat Taufik Hidayat tergerak untuk ikut terlibat dalam Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas).

Sebagai informasi, Satlak Prima adalah program pemerintah untuk menciptakan atlet andalan nasional yang mampu berprestasi di tingkat internasional. Program tersebut diketahui sudah berjalan sejak 2014 dan resmi dibubarkan pada Oktober 2017.

"Tadinya Kemenpora itu ada namanya Satlak Prima. Di situ kita bikin program untuk atlet. Jadi dari Kemenpora ke Satlak Prima kita lewat Perpres lah. Jadi memang pure ngurusin olahraga," ujar Taufik Hidayat dalam video podcast Dedy Corbuzier yang diunggah di YouTube pada Senin (11/05/20) di menit ke-20.

Selama ini Taufik melihat salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia olahraga Indonesia adalah soal lambatnya pendanaan.

"Olahraga itu tidak bisa yang namanya ditunda. Kaya politik atau yang lain. Olahraga kalo besok mau main ya harus main besok. Tetapi kalau dananya enggak datang gimana coba?" kata pria berusia 38 tahun tersebut.

"Jadi saya masuk karena pengen tahu, akhirnya saya jadi wakil-lah di Satlak Prima. Udah berjalan, tapi ya itu masalahnya balik lagi diproses budget," sambungnya lagi.

Taufik Hidayat mengakui budget untuk pelaksanaan program tersebut ada, namun proses pencairannya yang lama.

"Budgetnya ada, tetapi prosesnya yang lama. Olahraga itu harus punya prioritas. Setidaknya dalam hal budget, harus dipercepat dong jangan dipersulit," ucap Taufik.

"Budgetnya ini ada di sini, tetapi untuk sampai harus belok ke sini dulu belok ke sana baru sampai. Begitu sampai nilainya belum tentu sama. Jadi saya pengen bantu di situ."

"Saya tahu masalah itu dan saya ingin betulkan untuk bantu atlet. Karena dulu saya jadi atlet, jadi saya tahu betapa sulitnya untuk mereka bantu kita," sambungnya lagi.

Keboborokan tersebut membuat cita-cita mulia Taufik Hidayat untuk memajukan dunia olahraga mulai luntur dan dirinya pun mengaku putus asa.