Dinasti Wakil China Mulai Runtuh, Pelatih: Lupakan Kejayaan Masa Lalu!

Rabu, 3 Juni 2020 05:07 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© PBSI
Pelatih ganda campuran China, Yang Ming minta semua orang melupakan kejayaan di masa lalu yang kerap kali terjadi di panggung Olimpiade. Copyright: © PBSI
Pelatih ganda campuran China, Yang Ming minta semua orang melupakan kejayaan di masa lalu yang kerap kali terjadi di panggung Olimpiade.

INDOSPORT.COM - Sadar kalau dinasti kejayaan anak asuhnya mulai runtuh, pelatih ganda campuran China, Yang Ming minta semua orang melupakan kejayaan di masa lalu yang kerap kali terjadi di panggung Olimpiade.

Memiliki dua pasangan di peringkat 1 dan 2 dunia, memang tak banyak yakin kalau ada pasangan lain yang mampu merusak dominasi China di panggung Olimpiade Tokyo 2020.

Terlebih lagi, dalam rentang dua tahun terakhir dua pasangan ganda campuran China kerap kali mendominasi panggung BWF World Tour dan tidak memberi izin pasangan lain untuk mencicipi podium.

Tetapi setelah sekian lama terlalu nyaman di posisi puncak, dua kekalahan wakil China di turnamen Denmark Open dan French Open dari pasangan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akhirnya membuat pelatih ganda campuran Yang Ming seperti tersambar petir.

Apalagi dua kekalahan tersebut berturut-turut dialami oleh pasangan ganda campuran nomor 2 dan 1 dunia China dalam dua turnamen bulutangkis internasional berbeda.

Itulah mengapa pelatih ganda campuran China menyebut bahwa sudah saatnya bagi orang-orang terkhusus anak asuhnya melupakan kejayaan yang pernah terjadi di masa lalu dan kembali memulai lagi dari nol menuju Olimpiade Tokyo 2020.

"Lupakan prestasi masa lalu dan lakukan perinciannya dengan sikap yang keras. Meskipun kita tidak dapat memutuskan hasilnya, kita dapat melakukan yang lebih baik," ujar Yang Ming dikutip dari media Sports Sina.

Tentu saja, hal yang paling menyesakkan terjadi di Kejuaraan All England 2020 lalu, dimana anak asuhnya menelan hasil minor dan memberikan dampak pada terganggunya mental mereka.

Berkaca pada kejadian tersebut, pelatih China mempelajari banyak hal dan mulai berbenah dari segi pelatihan fisik dan teknis agar anak asuhnya lebih kuat lagi dalam menahan gempuran.