Mengenang Momen Riuh Kemenangan Terakhir Tim Indonesia di Piala Thomas 2002

Jumat, 12 Juni 2020 20:43 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Arum Kusuma Dewi
© BWF
Mengenang momen riuh tim bulutangkis putra Indonesia yang terakhir kali naik ke podium Piala Thomas 2002. Copyright: © BWF
Mengenang momen riuh tim bulutangkis putra Indonesia yang terakhir kali naik ke podium Piala Thomas 2002.

INDOSPORT.COM - Piala Thomas 2002 menjadi turnamen terakhir kali tim bulutangkis putra Indonesia naik ke podium salah satu kompetisi beregu prestisius di dunia, bagaimana keriuhannya saat itu?

Piala Thomas merupakan salah satu turnamen beregu paling bergengsi di dunia bulutangkis. Di turnamen beregu yang diadakan setiap dua tahun sekali tersebut, tim bulutangkis Indonesia sukses menjadi raja dengan mengoleksi gelar terbanyak yaitu 13 gelar.

Sudah 18 tahun lamanya sejak terakhir kali tim bulutangkis Indonesia meraih gelar Piala Thomas di tahun 2002 dan belum lagi meraih gelar sampai tahun 2020 ini.

Tetapi jika dilihat kembali dari video yang diunggah oleh Instagram akun @scorebadminton_, riuh kemenangan tim bulutangkis Indonesia di Piala Thomas 2002 sangat luar biasa, karena mereka berhasil mengalahkan musuh bebuyutan, yakni Malaysia di partai final.

Pada gelaran Piala Thomas 2002, tim bulutangkis Indonesia diperkuat oleh nama-nama seperti Rony Agustinus, Hendrawan, Taufik Hidayat, Marleve Mainaky, Budi Santoso di sektor tunggal dan Sigit Budiarto, Halim Haryanto, Tri Kusharyanto, Bambang Suprianto, Candra Wijaya di sektor ganda.

Usai mengalahkan tim China di babak semifinal dengan skor meyakinkan 3-1, tim bulutangkis Indonesia menantang Malaysia di partai final yang sebelumnya berhasil mengalahkan Denmark dengan skor 3-0.

Menurunkan Marleve Mainaky di partai pertama menghadapi Wong Choong Hann, tim Indonesia malah harus tertinggal 0-1 dari Malaysia setelah Marleve kalah dengan skor 5-7, 5-7, 1-7 dari Choong Hann.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Official Account of SB (@scorebadminton_) on

Namun pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto berhasil menyamakan kedudukan setelah mengalahkan Chan Chong Ming/Chew Choon Eng dengan skor 7-3, 7-4, 7-2.

Sayang, Taufik Hidayat yang turun di partai selanjutnya malah harus bertekuk lutut dari Lee Tsuen Seng dengan skor 7-1, 5-7, 2-7, 7-2, 3-7 yang membuat tim Indonesia kembali tertinggal dengan skor 1-2 dari Malaysia.

Harapan kembali timbul setelah pasangan Halim Haryanto/Tri Kusharyanto menumbangkan duet Choong Tan Fook/Lee Wan Wah dengan skor 8-7, 7-8, 7-1, 7-3.

Lalu Hendrawan pun diturunkan sebagai kartu as tim Indonesia di partai akhir gelaran Piala Thomas 2002, di mana ia berhadapan dengan Roslin Hashim di partai penentuan kontra Malaysia.

Di game pertama, terjadi pertarungan sengit, tetapi Hendrawan sukses menang dengan skor 8-7 atas Roslin Hashim. Di game kedua, Hendrawan mulai memunculkan taringnya dan mengalahkan wakil Malaysia dengan skor 7-2.

Lalu yang terakhir di game ketiga, pukulan dropshot keras dari Hendrawan sukses mengantarkan tim bulutangkis Indonesia meraih gelar ke-13 Piala Thomas.

Kemenangan dari Hendrawan itu pun langsung disambut riuh oleh seluruh rekan-rekannya yang langsung menghampirinya ke lapangan dan tim bulutangkis Indonesia tampak sangat bahagia dengan kemenangan tersebut.

Semenjak kemenangan terakhir kali di Piala Thomas 2002, tim bulutangkis putra Indonesia belum lagi naik ke podium tertinggi walaupun di tahun 2010 dan 2016, kesempatan tersebut terbuka lebar, tetapi lagi-lagi harus gigit jari di partai final.