Kisah Mia Audina yang Tak Mau Sakiti Hati Rakyat Indonesia Usai ke Belanda

Sabtu, 20 Juni 2020 06:46 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Doug Pensinger/Getty Images
Kerap kali dicap sebagai pengkhianat, Mia Audina ternyata tidak pernah mau menyakiti hati rakyat Indonesia setelah dirinya menjadi warga negara Belanda. Copyright: © Doug Pensinger/Getty Images
Kerap kali dicap sebagai pengkhianat, Mia Audina ternyata tidak pernah mau menyakiti hati rakyat Indonesia setelah dirinya menjadi warga negara Belanda.

INDOSPORT.COM - Kerap kali dicap sebagai pengkhianat, siapa sangka jika Mia Audina tidak pernah mau menyakiti hati rakyat Indonesia setelah dirinya menjadi warga negara Belanda?

Mia Audina merupakan salah satu aset bulutangkis Indonesia yang terpaksa harus membela Belanda karena terbentur aturan pasca menikah dengan pria bernama Tylio Lobman pada 30 Maret 1999 yang merupakan warga negara Negeri Kincir Angin.

Dilansir dari situs olahraga Historia, selepas menikah dengan suaminya, Mia Audina absen lama dari pelatnas karena harus ikut pindah ke Belanda.

Sempat mengajukan permohonan tetap menjadi skuat pelatnas Indonesia walaupun berlatih di Belanda, keinginan Mia Audina ditolak mentah-mentah hingga akhirnya memutuskan keluar dari skuad bulutangkis Indonesia dan menjadi bagian dari bulutangkis Negeri Kincir Angin.

Padahal kala itu, banyak yang berharap Mia Audina bisa menjadi penerus Susy Susanti karena dianggap memiliki kualitas permainan yang baik dan mental yang sangat kuat di lapangan.

Terbukti, ketika diturunkan di partai terakhir pada final Piala Uber 1994 dan 1996, Mia Audina berhasil menjawab kepercayaan tersebut untuk mempersembahkan kemenangan bagi tim bulutangkis putri Indonesia.

Akhirnya, mau tidak mau, suka tidak suka, Mia Audina memilih berpindah kewarganegaraan dan akhirnya resmi membela Belanda sejak tahun 2000 di turnamen internasional dan Indonesia harus gigit jari, karena setelah kepergiaannya, generasi tunggal putri Tanah Air mandek hingga saat ini.

Tetapi menariknya, ketika banyak yang mencap dirinya sebagai 'pengkhianat', Mia Audina ternyata tetap menganggap kalau Indonesia merupakan tanah kelahirannya.

Apapun cerita yang terjadi pada saat itu, ia tetap tak bisa menyangkal kalau dirinya lahir dan besar di Indonesia. Tidak ada alasan yang tepat untuk membuat publik pecinta Tanah Air sakit hati ketika harus melihatnya bermain di bawah bendera lain.

“Terlalu sensitif. Bagaimanapun saya dulu dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia,” tuturnya dikutip Kompas, 16 Maret 2004 disadur dari Historia.

Bahkan, karena tak ingin menyakiti hati rakyat Indonesia, Mia Audina selalu meminta pada Belanda untuk tidak mengikutsertakannya di setiap turnamen bulutangkis yang diselenggarakan di Tanah Air.

Hal itu tampak begitu jelas, ketika tidak ada namanya dalam skuat Belanda yang berlaga di Piala Uber 2008 yang diselenggarakan di Jakarta. Tak hanya di Piala Uber, Mia Audina juga selalu walkover dari turnamen Indonesia Open.

”Saya tetap tidak akan tampil di Jakarta. Saya mesti menghargai masyarakat Indonesia juga saya sendiri. Sejak usia 14 tahun, saya memperkuat Indonesia, lalu tiba-tiba di hadapan penonton Indonesia, saya tampil untuk Belanda," ujar Mia Audina dikutip dari media pikiran-rakyat.

"Sesungguhnya, saya tetap ingin menjadi pemain Indonesia, meski bermukim di Belanda. Namun, ketika itu aturan PBSI tidak memungkinkannya, ya mau bagaimana lagi?" pungkasnya.

Mia Audina memutuskan gantung raket setelah meraih medali perak keduanya di Olimpiade Athena 2004, dimana sebelumnya ia berhasil meraih medali perak di gelaran Olimpiade Atlanta 1996.

1