Pujian Media AS ke Bulutangkis Indonesia Dapat Sorotan Sekjen BAM

Senin, 10 Agustus 2020 10:03 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© BAM
Sekretaris Jenderal Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Kenny Goh menyoroti pujian media Amerika Serikat (AS) terhadap bulutangkis Indonesia. Copyright: © BAM
Sekretaris Jenderal Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Kenny Goh menyoroti pujian media Amerika Serikat (AS) terhadap bulutangkis Indonesia.

INDOSPORT.COM - Sekretaris Jenderal Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM), Kenny Goh menyoroti pujian media Amerika Serikat (AS) terhadap bulutangkis Indonesia.

Media Amerika Serikat (AS), New York Times, diketahui memberikan pujian terhadap bulutangkis Indonesia yang menyebut kalau olahraga tepok bulu itu sangat penting untuk masyarakat Tanah Air, terlebih di Olimpiade, dimana badminton telah mempersembahkan 7 medali emas.

Selain itu, media AS juga memberikan pujiannya untuk bulutangkis yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut Yuppy Suhandinata, olahraga tepok bulu telah menjadi kekuatan pemersatu karena menjadi tempat berkumpulnya atlet-atlet dari berbagai etnis, agama dan latar belakang yang ada di Indonesia.

Walaupun Indonesia terkenal sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, tetapi di bulutangkis, semua kalangan berpadu menjadi satu-kesatuan dengan misi yang sama yaitu mengharumkan Tanah Air di kancah dunia.

Pujian dari media AS untuk bulutangkis Indonesia ini pun mendapat sanjungan Sekjend BAM, Kenny Goh melalui akun media sosial pribadi miliknya, ia membagikan ulasan media Amerika Serikat soal badminton Tanah Air dengan menuliskan caption singkat.

"Sebuah bacaan yang bagus," ujar Kenny Goh.

Terakhir, media Amerika Serikat yang sempat datang ke Indonesia untuk melihat bagaimana perkembangan olahraga tepok bulu di Tanah Air menyebut kalau kesuksesan Indonesia di bidang olahraga ini membuat setiap generasi penerus selalu memiliki tuntutan yang besar untuk sukses.

Terlebih lagi setelah Olimpiade Tokyo ditunda ke tahun 2021, media AS percaya bahwa penundaan pesta olahraga akbar empat tahunan sekali itu menciptakan beban baru pada generasi bulutangkis Indonesia yang ada pada saat ini.