Akui Banyak Swab Test, Hendra Setiawan Beberkan Kerugian Indonesia Ikuti Piala Thomas

Sabtu, 12 September 2020 09:58 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Shi Tang/Getty Images
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan saat memenangkan gelar juara BWF World Tour Finals 2019 lalu Copyright: © Shi Tang/Getty Images
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan saat memenangkan gelar juara BWF World Tour Finals 2019 lalu

INDOSPORT.COM - Pebulutangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan membeberkan kerugian yang akan dialami oleh tim Merah putih jika tetap mengikuti Piala Thomas 2020. 

Hal itu diungkapkan oleh Hendra Setiawan dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube pada, Jumat (11/09/20). Jika dilihat dari segi keamanan dalam hal ini protokol kesehatan, PBSI sudah melakukan aturan ketat untuk melindungi para atlet bulutangkis Indonesia dengan cara melakukan rapid tes dan swab tes secara berkala.

"Memang banyak protokol kesehatan, seperti tes swab sebelum berangkat aja dua kali. Sampe sana swab lagi lalu dua minggu kemudian swab lagi. Pulang swab lagi, jebol hidung lama-lama," ujar Hendra Setiawan.

"Risikonya lebih banyak lah kalau berangkat. Seandainya sampai sana swab hasilnya positif terus kan harus karantina 14 hari. Percuma kan berangkat ke sana, terus sampe sana timnya ada yang positif juga nanti pincang kekuatannya," sambungnya lagi.

Pertimbangan tersebut membuat tim Indonesia memutuskan untuk mundur dari Piala Thomas 2020 yang sejatinya akan dilangsungkan di Denmark pada 3-11 Oktober mendatang.

Dengan demikian, Indonesia juga tidak akan berpartisipasi di ajang Denmark Open I dan Denmark Open II yang merupakan bagian dari turnamen seri Eropa.

Sebelumnya, Achmad Budiharto selaku Sekretaris Jenderal PBSI juga sudah membeberkan tiga alasan yang membuat timnya mundur dari Piala Thomas dan Piala Uber.

Pertama, kekhawatiran akan COVID-19, lalu keraguan soal jaminan kesehatan, dan terakhir keputusan para pemangku kebijakan PBSI.

Virus corona memang masih menjadi ancaman di sejumlah negara. Melihat situasi tersebut, PBSI lebih mempertimbangkan kesehatan atlet ketimbang ambisi meraih gelar.