Selama Turnamen Vakum, Pelatih Jepang Tetap Pantau China dan Indonesia

Sabtu, 24 Oktober 2020 19:08 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Peng Huan/Visual China Group via Getty Images
Kepala Pelatih Timnas Bulutangkis Jepang, Park Joo-bong mengaku tetap memantau aktivitas kegiatan tim bulutangkis China dan Indonesia selama kompetisi hiatus. Copyright: © Peng Huan/Visual China Group via Getty Images
Kepala Pelatih Timnas Bulutangkis Jepang, Park Joo-bong mengaku tetap memantau aktivitas kegiatan tim bulutangkis China dan Indonesia selama kompetisi hiatus.

INDOSPORT.COM - Kepala Pelatih Timnas Bulutangkis Jepang, Park Joo-bong mengaku tetap memantau aktivitas kegiatan tim bulutangkis China dan Indonesia selama kompetisi hiatus.

Sebelum akhirnya kompetisi Denmark Open 2020 resmi bergulir pada 13 - 18 Oktober di Odense Sports Park, Denmark, selama 7 bulan lamanya tidak ada turnamen internasional apapun yang digelar.

Kendati demikian, Kepala Pelatih Timnas Bulutangkis Jepang, Park Joo-bong tetap memantau aktivitas dari Tim bulutangkis lain dari negara rivalnya yakni Indonesia dan China.

Tetapi Park Joo-bong menyebut meskipun dirinya melakukan pantauan pada negara bulutangkis lainnya seperti Indonesia dan China, tetap semua memiliki perbedaan.

Seperti misalnya, Jepang sendiri yang baru memulai pelatihan pada September lalu, sedangkan Korea Selatan belum memulai pelatihan apapun karena pelatnas mereka ditutup.

"Ya… (tetapi) setiap tim berbeda. Korea belum memulai kembali kamp pelatihan mereka, pusat nasional mereka ditutup. Saya pikir hanya tim klub mereka yang terbuka. Ada beberapa turnamen lokal. Tentunya Indonesia, Malaysia dan China sudah lama melanjutkan pelatihannya sampai sekarang," ujar Park Joo-bong.

Kepala Pelatih Timnas Jepang, Park Joo-bong mengakui selama masa lockdown di Jepang, dirinya lebih banyak melakukan pertemuan dengan para pemain dan pelatih lewat pertemuan daring karena semuanya ditutup selepas turnamen All England.

Memang diakui oleh Park Joo-bong bahwa situasi pandemi Corona membuat segalanya menjadi sangat sulit, apapun yang ingin dilakukan menjadi sangat susah untuk dilakukan karena adanya pembatasan dimana-mana.

Namun diakui oleh Kepala Pelatih Jepang, situasi semacam itu membuatnya lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya. Sesuatu yang sulit dilakukan jika kompetisi bulutangkis berjalan seperti biasa.