In-depth

Keluarga Popov, Penerus Dinasti Bulutangkis Mainaky dari Eropa

Jumat, 13 November 2020 16:17 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:
Toma Junior Popov dan Christo Popov

Toma Junior mulai unjuk gigi lebih dulu di tingkat Eropa. Ia memboyong tiga medali emas sekaligus (tunggal putra, ganda putra, dan beregu campuran) di Kejuaraan Eropa Junior 2017.

Pemain bertinggi badan 1,93 meter ini kemudian mengoleksi 10 gelar di level BWF International Challenge, antara lain Spanish International 2018 dan Irish Open 2019.

Toma Junior lalu merengkuh gelar BWF World Tour pertamanya di SaarLorLux Open Super 100 bulan lalu. Di partai final yang sengit, ia menuntaskan perlawanan tunggal putra Belanda bernama Mark Caljouw, 22-20, 19-21, dan 21-14.

Gelar itu membuatnya menjadi pemain Prancis pertama yang memenangkan BWF World Tour Super 100.

Christo Popov sendiri juga moncer di level junior, baik di Eropa dan dunia, mengikuti jejak sang kakak yang membawa Prancis lebih dikenal di persaingan bulutangkis dunia.

“Saya baru berusia 2 tahun ketika pindah ke Fos-sur-Mer. Bagi saya, bulutangkis sudah jelas. Saya sudah berada di lingkungan ini sejak saya lahir,” tutur Christo Popov kepada Le Parisien.

Namanya lalu mulai melejit ketika merebut medali perak Kejuaraan Dunia Junior 2019. Ia kalah dari wonderkid Thailand, Kunlavut Vitidsarn, di partai final dengan straight games.

Pada Sabtu (07/11/20) kemarin, Christo Popov menyambung sejarah untuk Prancis dengan menggondol medali emas tunggal putra Kejuaraan Eropa Junior 2020.

Di edisi 2017, sang kakak merebut medali emas dari tangan sesama pemain Prancis, Arnaud Merkle. Setahun kemudian, Merkle gantian mendapatkan gelar juara dari Christo Popov. Sementara di tahun 2020 ini giliran Christo yang melanjutkan tradisi emas tunggal putra Prancis di Kejuaraan Eropa Junior.