Demi Thailand Open, PBSI Sampai Carter Pesawat

Senin, 4 Januari 2021 12:05 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Indra Citra Sena
© indosport
PBSI akan memboyong tim bulutangkis Indonesia untuk berlaga di Thailand Open dengan mencarter pesawat milik PT Garuda Indonesia. Copyright: © indosport
PBSI akan memboyong tim bulutangkis Indonesia untuk berlaga di Thailand Open dengan mencarter pesawat milik PT Garuda Indonesia.

INDOSPORT.COM - PBSI akan memboyong tim bulutangkis Indonesia untuk berlaga di Thailand Open dengan mencarter pesawat milik PT Garuda Indonesia.

Demi menjamin kesehatan dan keselamatan keamanan para pebulutangkis Indonesia dan ofisial dari virus Corona dan yang akan berlaga di Thailand Open 2021, langkah inilah yang diambil oleh PBSI menurut penuturan dari Ketua Bidang Humas dan Media PP PBSI Broto Happy.

“Demi menjamin kesehatan dan keselamatan terpapar dari COVID-19, tim Indonesia terpaksa mencarter pesawat dan bukan menggunakan pesawat komersial biasa,” ujar Broto Happy dikutip dari Antara, Minggu (03/01/21).

Kompetisi Asian Leg diketahui akan segera bergulir dalam hitungan hari, dimulai dari 12 - 17 Januari untuk Yonex Thailand Open, kemudian dilanjutkan dengan Toyota Thailand Open pada 19 - 24 Januari dan diakhiri oleh BWF World Tour Finals pada 27 - 31 Januari apabila para wakil Indonesia berhasil lolos.

Turnamen Thailand Open 2021 akan menjadi penanda comebacknya para pebulutangkis Indonesia setelah terakhir kali bermain di kejuaraan All England pada pertengahan Maret 2020 lalu di Arena Birmingham, Inggris.

Timnas Bulutangkis Indonesia dijadwalkan berangkat ke Bangkok, Thailand pada Senin (04/01/21) dan setibanya disana akan langsung melakukan tes kembali dan menjalani karantina selama satu pekan.

PBSI mengirimkan sekitar 40 orang untuk berangkat ke Thailand Open 2021, dan itu sudah termasuk dengan pelatih teknik, pelatih fisik, masseur, terapis dan dokter dan para pebulutangkis Indonesia.

Diketahui pada kompetisi Thailand Open 2021, negara-negara kuat saingan Indonesia yakni China dan Jepang memutuskan mundur dengan alasan yang berbeda. Untuk China karena tidak mendapat izin, sedangkan Jepang mundur karena Kento Momota positif virus Corona.