2 Hal yang Jadi Biang Kerok Kekalahan Ahsan/Hendra Bagi Herry IP

Senin, 1 Februari 2021 16:21 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Lanjar Wiratri
© PBSI
Pelatih ganda putra PBSI Herry IP mengungkapkan dua hal yang menjadi penyebab pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kalah di final BWF World Tour Finals 2020. Copyright: © PBSI
Pelatih ganda putra PBSI Herry IP mengungkapkan dua hal yang menjadi penyebab pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kalah di final BWF World Tour Finals 2020.

INDOSPORT.COM - Pelatih ganda putra PBSI Herry IP mengungkapkan dua hal yang menjadi penyebab pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kalah dari pasangan Chinese Taipei di final BWF World Tour Finals 2020.

Pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan diketahui gagal mempertahankan gelar juara mereka di BWF World Tour Finals 2020 usai dikalahkan oleh pasangan Lee Yang/Wang Chi-lin pada pertandingan yang berlangsung Minggu (31/01/21) di Impact Arena, Bangkok, Thailand.

Bertanding selama 37 menit, ganda putra no. 2 Indonesia harus menelan kekalahan dalam pertandingan straight games dengan skor akhir 17-21, 21-23 dari wakil Chinese Taipei. Terkait pencapaian Ahsan/Hendra di BWF World Tour Finals 2020, menurut Herry IP adalah pencapaian terbaik dari anak asuhnya itu.

"Memang buat Ahsan/Hendra, pencapaian ini di usia mereka ini sudah bisa sampai final, menurut saya sudah cukup baik di usia mereka di atas 30 tahun ini. Meski belum sempurna untuk menjadi juara," ujar Herry IP dikutip dari situs resmi PBSI.

Pelatih yang dijuluki Coach Naga Api itu mengakui bahwa pasangan Chinese Taipei Lee/Wang bermain dengan sangat konsisten, baik dari fisik, tenaga, konsentrasi dan fokus yang luar biasa.

Hal itulah yang menurut Herry IP membuat pasangan Lee/Wang jadi lebih unggul dari pasangan Ahsan/Hendra di final BWF World Tour Finals 2020, terlebih lagi permainan cepat dan keras dari wakil Chinese Taipei yang sulit diantisipasi.

"Kalau strategi sih sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Memang gim pertama itu kita tertekan terus, tidak bisa keluar. Memang kualitas drive-nya pemain Chinese Taipei ini sangat keras, sangat cepat," lanjutnya.

"Jadi kita mau antisipasi atau mengubah cara main juga tidak bisa, karena mereka menyerang dan menekan terus menerus. Kita mau tahan atau rem juga mereka langsung menutup lagi. Ya itu tadi, tenaga tangannya kita kalah," tambahnya.

Dua hal yang menurut Herry IP jadi penyebab Ahsan/Hendra kembali menelan kekalahan dari Lee/Wang di BWF World Tour Finals 2020, dan tidak bisa revans seperti yang mereka lakukan atas pasangan Korea Selatan, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae di semifinal, yaitu kecepatan dan tenaga.

"Bolanya kalah cepat karena keras. Kalau kemarin lawan Korea Selatan kan hampir sama sebenarnya mainnya, meski tenaganya (Korea Selatan) kemarin agak turun sedikit," tuturnya.

"Kalau ini kan (Chinese Taipei) tenaganya masih konsisten. Tidak bisa diakalin sama sekali. Jadi memang yang utamanya adalah kalah di kecepatan dan tenaganya," bebernya.

Dengan hasil runner-up di BWF World Tour Finals 2020, pasangan Ahsan/Hendra secara otomatis tidak berhasil mengoleksi satu gelar pun di sepanjang musim 2020 yang lebih banyak didominasi oleh vakumnya kompetisi internasional akibat pandemi.