Eksistensi Atlet Putri Dipertanyakan, Greysia Polii Buka Suara

Selasa, 9 Februari 2021 16:36 WIB
Penulis: Shintya Maharani | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Sebagai senior dalam sektor ganda putri Indonesia, Greysia Polii ikut bicara terkait banyaknya pertanyaan yang diarahkan kepadanya soal pebulutangkis putri yang kerap dinilai tampil kurang baik dibandingkan tim putra.

Dengan tegas dan gamblang, Greysia mengungkapkan bahwa fenomena ini bukan sekadar tidak mumpuninya para atlet putri di lapangan. Lebih dari itu, banyak faktor penyebab di belakangnya. Berikut penjelasan Greysia tentang eksistensi atlet putri bulutangkis.

“Saya menilai dari pandangan saya dan dari perjalanan yang saya lihat selama saya menjadi atlet. Nah menyinggung untuk yang mempertanyakan masalah mental atlet putri. Kok sekarang dari (atlet putri) junior sampai senior (sedang) tidak bisa berbuat apa-apa?” ucap Greysia pada Webinar 100 Hari Kepemimpinan Agung Firman sebagai Ketum PBSI, (04/02/21).

Atlet kelahiran 11 Agustus 1987 ini melanjutkan bahwa mental yang dibawa atlet ke lapangan tidak tercipta dalam sehari atau murni bentukan federasi. Melainkan butuh proses yang panjang.

“Saya jelaskan garis besarnya. Indonesia itu sudah punya karakternya sendiri, sewaktu kita masuk di dalam klub otomatis sudah ada latar belakang yang sudah tercipta dalam kondisi seorang atlet. Mental atlet itu bukan sekali langsung jadi. Susah untuk pelatih mengubah mental seorang atlet, ini harus dipupuk dari kecil,” papar Greysia.

“Kenapa mental tunggal putri Indonesia lebih susah dibentuk? Karena karakter perempuan Indonesia itu harus punya pemikiran yang ekstra kalau dia mau mendapatkan sesuatu apalagi dari kecil sudah digojlok (dituntut) harus berprestasi,” tambahnya lagi.

Dengan antusias namun terlihat berhati-hati, Greysia jujur mengungkapkan bahwa tidak ‘gemilang’ nya performa atlet putri dibandingkan atlet putra dapat didasari sempitnya motivasi untuk menjadi juara. Oleh karena itu, Ia mengapresiasi para atlet putri tangguh sebelum dirinya yang mau tampil maksimal pada masa aktifnya.

“Saya bukan menggiring opini, tapi (rasanya) normal untuk seorang wanita kalau sudah tidak berprestasi tinggal menikah, semuanya seperti itu. Sebagian besar pemikiran orang di dunia ini kepada perempuan pasti menikah, punya anak, lalu enggak bisa lanjut olahraga,” tutur Greysia.

“Pemikiran inilah yang sangat (berbahaya). Makanya saya apresiasi kepada para atlet putri terdahulu, seperti contohnya Ci Im (Imelda Wiguna), Ci Susi (Susi Susanti), Liliyana Natsir ketika mereka masih menjadi atlet mereka melakukan yang terbaik,” imbuh sosok yang baru saja meraih gelar juara YONEX Thailand Open 2021.

Memulai kariernya sejak kecil, Greysia menekankan bahwa atlet putri bisa maju asal mau berusaha lebih ekstra untuk mengalahkan banyaknya faktor internal dan eksternal yang kerap menyerang kaum perempuan.

“Kalau cowok, motivasinya besar karena ingin mencari uang supaya istri dan anaknya kenyang. Kalau perempuan, mereka sudah tenang karena akan punya suami. Pemikiran seperti inilah yang membutuhkan kerja sama antara klub dan PBSI,” tutur Greysia yang baru saja menikah pada akhir tahun 2020 di usianya yang ke 33 tahun.

“Nantinya hal ini tidak hanya akan mendongkrak pemikiran dan mentalnya saja, tetapi juga fisik dan teknik. Terakhir terserah kepada atletnya, kalau dia motivasi terbesarnya bukan jadi juara ya bisa apa?” tutupnya tegas.