Ada 2 Muskot Jelang Pemilihan Ketum Baru PBSI Medan, Akan Muncul Dualisme?

Rabu, 17 Maret 2021 15:18 WIB
Kontributor: Aldi Aulia Anwar | Editor: Isman Fadil
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Turnamen bulutangkis Daihatsu Astec Open (DAO) 2020 di Medan beberapa waktu lalu. Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Turnamen bulutangkis Daihatsu Astec Open (DAO) 2020 di Medan beberapa waktu lalu.
Hak suara

Lebih lanjut Edi mengatakan, seandainya tidak ada Muskot, tentu akan ada kekosongan kepengurusan di PBSI Medan setelah 19 Maret 2021 nanti.

Tidak hanya itu, sambung Edi, Muskot versi kubu sebelah juga dinilai salah dan melanggar AD/ART PBSI 2020 kerena dinilai telah menyetujui 20 klub di bawah naungan PBSI Medan memiliki hak suara.

"Dan rapat jelang Muskot yang kami ambil alih dengan menunjuk Plh Ketum itu, ternyata setelah kami verifikasi dari 20 klub itu, hanya 14 klub yang memiliki hak suara. Sisanya tidak lolos verifikasi," beber Edi.

Selain itu berdasarkan AD/ART PBSI 2020, terang Edi, ada beberapa unsur agar Muskot dapat terlaksana yakni adanya unsur dari pengurus PBSI Medan, adanya utusan dari klub, adanya pengurus PBSI provinsi sebagai narasumber, dan peninjau yang diundang.

"Berdasar unsur itu, apa mungkin kami dari Pengprov Sumut akan hadir ke Muskot mereka. Ya pasti tidak," tegas Edi Ruspandi yang merupakan orang tua dari mantan pemain pelatnas Cipayung Muhammad Bayu Pangisthu itu.