Ada 2 Muskot Jelang Pemilihan Ketum Baru PBSI Medan, Akan Muncul Dualisme?

Rabu, 17 Maret 2021 15:18 WIB
Kontributor: Aldi Aulia Anwar | Editor: Isman Fadil
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Ketum Pengprov PBSI Sumut, Suripno Ngadimin (kiri) dan Sekum Pengprov PBSI Sumut, Edi Ruspandi (kanan). Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Ketum Pengprov PBSI Sumut, Suripno Ngadimin (kiri) dan Sekum Pengprov PBSI Sumut, Edi Ruspandi (kanan).

INDOSPORT.COM - Periode kepungurusan PBSI Kota Medan 2017-2021 akan segera berakhir. Dijadwalkan pekan ini ada Musyawarah Kota (Muskot) dengan agenda untuk pemilihan Ketua Umum (Ketum) baru periode 2021-2025.

Namun jelang pemilihan tersebut, ternyata ada dua 2 Muskot PBSI Medan yang akan digelar. Bahkan kedua Muskot itu digelar di hari yang sama yakni 19 Maret mendatang namun dengan dua lokasi berbeda. Apakah ini menandakan nantinya akan munculnya dualisme di tubuh PBSI Medan setelah pemilihan?

Menyikapi hal tersebut, Sekertaris Umum (Sekum) PBSI Sumut, Edi Ruspandi, angkat bicara. Ia pun membeberkan kronologi mengapa akan terjadi 2 Muskot PBSI Medan tersebut pada 19 Maret mendatang.

Edi membeberkan, Muskot yang pertama merupakan bentukan kepengurusan Ketum PBSI Medan 2017-2022 yang diketuai Heryson Edhie Suwindar. 

Di mana kepengurusan tersebut, kata Edi, telah mengeluarkan semacam surat keputusan dengan membentuk tim panitia penjaringan bakal calon Ketum PBSI Medan 2021-2025 dan menggelar Muskot.

"Namun pada saat itu saudara Heryson kami (Pengprov PBSI Sumut) beri skorsing 24 bulan (gak boleh aktif), sehingga mereka tak punya hak untuk menggelar Muskot itu," beber Edi, kepada awak media, Selasa (16/03/21) malam.

"Karena ada kekosongan jabatan (Ketum PBSI Medan) dan periode kepengurusannya berakhir 19 Maret nanti, maka kami dari Pengprov ambil alih dan menunjuk Plh Ketum untuk menggelar Muskot," lanjutnya.

Karena telah ditetapkan adanya Plh Ketum PBSI Medan, lanjut Edi, seharusnya penjaringan dan Muskot dari kubu sebelah diambil alih Plh tersebut, sehingga surat terkait penjaringan dan Muskot dari kubu sebelah sebelumnya tidak berlaku lagi.

"Namun mereka tetap bersikukuh tetap menggelar penjaringan dan Muskot tersebut. Karena mereka menganggap tidak ada skorsing dari Pengprov. Sehingga sekarang muncul ada 2 Muskot nanti," ungkapnya.