Legenda Bulutangkis Indonesia Ungkap Kendala Tunggal Putra Malaysia Gagal Raih Medali

Sabtu, 7 Agustus 2021 10:10 WIB
Penulis: M. Ramadhan | Editor: Juni Adi
© bwfworldtour.bwfbadminton
Hendrawan dan Lee Zii Jia. Copyright: © bwfworldtour.bwfbadminton
Hendrawan dan Lee Zii Jia.

INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia sekaligus pelatih Malaysia, Hendrawan mengakui ada banyak kendala membuat rencana mengantarkan Lee Zii Jia meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020. Salah satunya adalah masalah keluarga.

Perjalanan Lee Zii Jia di Olimpiade Tokyo 2020 memang tidaklah panjang. Pemain berperingkat 8 dunia itu hanya mampu melaju hingga babak 16 besar.

Zii Jia yang tampil apik di fase grup dengan mengalahkan Brice Leverdez (Prancis) dan Artem Pochtarev (Ukraina), dipaksa menyerah di tangan juara bertahan, Chen Long pada babak selanjutnya. Dia kalah lewat pertarungan rubber game, 21-8, 19-21, dan 5-21.

Pelatih tunggal putra Malaysia, Hendrawan mengatakan kegagalan Zii Jia meraih medali juga membuatnya kecewa. Hendrawan mengaku usahanya mengantarkan pemain berperingkat 8 dunia naik ke podium terkendala beberapa tantangan.

“Olimpiade ini berat bagi saya sebagai pelatih. Saya harus menghadapi masalah dan tekanan keluarga,” kata Hendrawan dikutip dari The Star Malaysia, Sabtu (07/08/2021).

Diketahui, pada hari Hendrawan berangkat ke Tokyo bersama tim Malaysia pada 27 Juli, putrinya, yakni Sevilla ternyata tengah dirawat di rumah sakit. Bahkan, sang anak harus menjalani operasi karena sakit.

Bagi seorang ayah, tentu sesuatu yang sangat sulit karena tidak bisa berada di sisinya. Ia terpaksa meninggalkan putrinya bersama istrinya karena Hendrawan harus bersama tim Malaysia yang menerapkan sistem gelembung alias tidak boleh kemana-mana.

Tak hanya itu, sebelum anaknya yang sakit, Hendrawan juga mengatakan bahwa ayahnya di Indonesia sempat berada di unit gawat darurat (ICU). Saat itu, ia juga tak bisa mendampinginya.

Masalah keluarga yang menimpa dirinya di tengah pandemi COVID-19 sudah pasti sangat berat dan sulit bagi Hendrawan. Namun, ia memutuskan untuk tetap profesional karena enggan mengganggu persiapan Zii Jia dan tim Malaysia di Olimpiade Tokyo 2020.

Di sisi lain, masyarakat dan publik Malaysia juga sangat berharap dengan kiprah Zii Jia di Tokyo. Dia pun mengakui itu juga menjadi tekanan yang sangat besar.

“Maaf, ada harapan besar pada Zii Jia setelah dia memenangkan All England. Sebagai pelatihnya, saya sangat merasakan tekanan kali ini,” kata Hendrawan.

“Semua orang mengharapkan medali, saya juga. Zii Jia kalah dari pemain berpengalaman, yang tahu bagaimana menangani situasi ini,” sambungnya.