Terungkap, Ada Peran Christian Hadinata dalam Penyatuan Greysia Polii/Apriyani Rahayu

Kamis, 19 Agustus 2021 17:32 WIB
Penulis: Martini | Editor: Yosef Bayu Anangga
© Alfia Fadilla/INDOSPORT
Meski ada perbedaan generasi yang cukup jauh, namun rupanya ada peran sosok Christian Hadinata dalam penyatuan Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Copyright: © Alfia Fadilla/INDOSPORT
Meski ada perbedaan generasi yang cukup jauh, namun rupanya ada peran sosok Christian Hadinata dalam penyatuan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

INDOSPORT.COM - Meski ada perbedaan generasi yang cukup jauh, namun rupanya ada peran sosok Christian Hadinata dalam penyatuan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Christian Hadinata adalah pebulutangkis kelahiran 11 Desember 1949 yang aktif bermain di era 1970-an hingga 1980-an. Kemudian, sosok ini pernah melanjutkan karier sebagai pelatih.

Sementara itu Greysia Polii merupakan pebulutangkis 34 tahun dan menjadi kontestan paling tua di sektor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020, tapi punya stamina yang tak boleh diremehkan.

Greysia Polii berpasangan dengan Apriyani Rahayu, pebulutangkis muda yang punya power luar biasa, sehingga keduanya bisa menyabet medali emas bulutangkis di Olimpiade 2020.

Tak bisa dimungkiri, prestasi Greysia/Apriyani adalah hasil tangan dingin pelatih kepala ganda putri Pelatnas PBSI, Eng Hian, dan asisten pelatih di Pelatnas, Chafidz Yusuf.

Namun, konon ada ilmu yang diwariskan oleh sang pelatih legendaris, Christian Hadinata, kepada Eng Hian dan Chafidz Yusuf, sehingga tertarik untuk memasangkan Greysia dan Apriyani.

"Ada salah satu kunci yang saya dapatkan dari guru saya, seorang legenda, Christian Hadinata, saya belajar dari beliau gimana meracik pasangan ganda," ungkap Chafidz Yusuf kepada media, Kamis (19/08/21).

Chafidz Yusuf menjelaskan jika ada faktor teknis dan non-teknis yang menjadi dasar untuk meracik sepasang pemain ganda.

"Jadi, ada dua faktor, teknis dan non teknis. Untuk faktor teknis, seorang pemain itu kita lihat bagaimana pola permainannya dan juga kemampuannya," jelas Chafidz Yusuf.

"Yang satu pengatur serangan, satu lagi yang punya power, yang kuat untuk finishing. Kan nggak pasti bagus juga kalau punya power dua-duanya, perpaduannya di situ saja."