Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Ganda Malaysia Jelmaan Hendra Setiawan/Markis Kido

Sabtu, 2 Oktober 2021 14:38 WIB
Editor: Subhan Wirawan
© Lars Baron/Getty Images
Markis Kido/Hendra Setiawan saat mendapat medali emas Olimpiade Beijing 2008. Copyright: © Lars Baron/Getty Images
Markis Kido/Hendra Setiawan saat mendapat medali emas Olimpiade Beijing 2008.
The Next Markis Kido/Hendra Setiawan

Di masa jayanya, mendiang Markis Kido yang bertandem dengan Hendra Setiawan sukses merengkuh berbagai gelar juara mulai dari emas SEA Games, Asian Games, Olimpiade hingga Kejuaraan Dunia.

Satu hal yang paling diingat dari pasangan ini adalah, gaya main cepat keduanya terutama smash-smash kencang Markis Kido yang kerap hasilkan poin.

Meski tidak terlalu tinggi dan agak gempal, namun Markis Kido dikenal punya lompatan serta jumping smash mematikan buat lawan.

Pelatih ganda putra Denmark, Jakob Hoi mengakui bahwa permainan Hendra Setiawan/Markis Kido adalah menyerang total. Tak heran jika dalam satu gim terdapat banyak smash yang dilancarkan keduanya.

"Ketika mereka menjuarai Olimpiade 2008 (Markis Kido/Hendra Setiawan), tidak ada pertahanan. Mereka hanya tidak bermain bertahan, tetapi ketika melakukannya, mereka kalah,” ujar Jakob Hoi dikutip dari situs resmi BWF.

Gaya bermain Hendra Setiawan/Markis Kido inilah yang jika dibandingkan dengan Aaron Chia/Soh Wooi Yik hampir menyerupai, terlebih bagi Aaron Chia yang bertindak sebagai smasher di belakang.

Sama-sama hanya bertinggi 160-an dan punya badan sedikit gempal, baik Aaron Chia maupun Markis Kido bisa melompat tinggi dan lakukan jumping smash.

Bahkan disebutkan, bahwa kecepatan smash Aaron Chia bisa menyentuh angka 419 KPH.

Jika Aaron Chia bertindak sebagai smasher, maka Soh Wooi Yik adalah orang yang mengantisipasi andai lawan mampu memblok shuttlecock dan memainkan netting.

Ini mirip dengan tugas Hendra Setiawan saat jadi tandem Markis Kido.

Berbekal kecermatan yang dimiliki, Hendra Setiawan biasanya bakal menempatkan shuttlecock ke pertahanan lawan yang kosong ataupun menyambar bola saat terjadi netting.

Selain itu, fakta lain yang membuat Aaron Chia/Soh Wooi Yik sangat identik dengan Hendra Setiawan/Markis Kido adalah gaya main yang menerapkan prinsip all out attack, hal ini bahkan diakui sendiri oleh Aaron Chia.

"Kami berupaya meredam titik-titik kekuatan mereka (Marcus Gideon/Kevin Sanjaya) dan fokus ke permainan menyerang kami," ujar Aaron usai mengalahkan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di Olimpiade 2020.

Berbekal dua kemenangan beruntun kontra ranking satu BWF, akankah sinar Aaron Chia/Soh Wooi Yik terus berlanjut dan bisa jadi penerus ganda putra unggulan Malaysia setelah era Tan Boon Heong/Koo Kien Keat? Menarik dinantikan.