Penakluk Jonatan Christie di Piala Sudirman Sebut Tunggal Putra Malaysia Sebagai Lawan Terberat

Rabu, 13 Oktober 2021 21:27 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Yosef Bayu Anangga
© fortmcmurraytoday
Pebulutangkis Kanada yang sukses mengalahkan Jonatan Christie di Piala Sudirman, Brian Yang, menyebut  Lee Zii Jia berpotensi menjadi tunggal putra terbaik dunia. Copyright: © fortmcmurraytoday
Pebulutangkis Kanada yang sukses mengalahkan Jonatan Christie di Piala Sudirman, Brian Yang, menyebut Lee Zii Jia berpotensi menjadi tunggal putra terbaik dunia.

INDOSPORT.COM – Pebulutangkis Kanada yang sukses mengalahkan Jonatan Christie di Piala Sudirman, Brian Yang, menyebut  Lee Zii Jia berpotensi menjadi tunggal putra terbaik dunia.

Hal itu dikatakan Brian Yang usai dia ditaklukkan 18-21, 13-21 oleh Lee Zii Jia dalam  laga penyisihan Grup D Piala Thomas 2020, Selasa (12/10/21) .

Padahal sebelumnya,  Brian Yang punya catatan cemerlang ketika menundukkan lawan-lawannya yang juga berstatus unggulan. Terakhir, Brian Yang baru mengalahkan Kenta Nishimoto di Piala Thomas 2020, Minggu (10/10/21).

Kemudian, pada Piala Sudirman 2021, Brian Yang juga secara mengejutkan mengalahkan Jonatan Christie  dengan skor 9-21, 22-20, 21-18 pada laga penyisihan Grup C.

Namun, ketika menghadapi Lee Zii Jia yang tak kalah bersinar dalam turnamen ke belakang, Brian Yang pun takluk dua set langsung.  Untuk itulah, tak ragu, pebulutangkis asal Kanada tersebut memuji penampilan impresif Lee Zii Jia .

“Saya pikir Lee, berdasarkan penampilannya hari ini, adalah lawan terkuat yang pernah saya mainkan sepanjang karir saya. Maksudnya, dia mengalahkan Kento (Momota) minggu lalu,"

"Dia (Lee Zii Jia) mengalahkannya dan dia memenangkan All England tahun ini. Jadi, dia bisa menjadi yang terbaik di dunia jika dia tampil bagus dan saya sangat menghormatinya,” kata Brian Yang melansir laman BWF.

Sementara, dia turut mengevaluasi penampilannya sendiri. Menurutnya, selama laga berjalan pada Selasa malam, Brian Yang tidak puas dengan penampilannya sendiri.

“Secara keseluruhan, saya tidak puas dengan cara saya bermain. Saya bisa melihat perbedaan antara dia dan saya dan itulah yang penting,”

“Di game kedua, saya bermain dengan drift sehingga pukulan saya lebih lambat dan dia lebih menyerang. Saya tidak bisa melewatinya, dan itu mendorong saya untuk menjadi tidak sabar,” ucap Brian Yang.