Telak, 'Sentilan' Liem Swie King Soal Peran Pemerintah di Bulutangkis

Kamis, 21 Oktober 2021 11:05 WIB
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Subhan Wirawan
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King curhat bahwa pemerintah kurang memperhatikan nasib atlet yang sudah tidak lagi bermain.

Indonesia tak pernah kekurangan mencetak para pebulutangkis kelas dunia. Dari masa ke masa selalu lahir atlet bertalenta dan disegani dunia Internasional.

Sejak zaman Rudy Hartono, Liem Swie King, Susy Susanti, Taufik Hidayat, hingga era Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Indonesia selalu mengirim wakilnya untuk menyabet gelar bergengsi, baik Olimpiade, Piala Thomas & Uber maupun kejuaraan dunia lain.

Akan tetapi hingar bingar sejumlah atlet tersebut hanya tersorot saat sang atlet naik podium. Seusai gantung raket alias pensiun tak jarang nasib atlet jadi bahan pemberiaan lantaran kurangnya perhatian pemerintah.

Salah satunya yakni Tati Sumirah, legenda bulutangkis tanah air yang turut menghantarkan Indonesia merebut Piala Uber pertama di tahun 1975.

Sebelum berjuang melawan penyakitnya dan wafat pada pada Kamis (13/02/20), masa hidup Tati Sumirah dihabiskan dalam keterbatasan ekonomi. Tak jarang ia menerima uluran tangan untuk menyambung hidup keluarga kecilnya.

Kisah pilu yang dialami Tati Sumirah barangkali satu dari sekian atlet yang nasibnya tak lagi diperhatikan pemerintah semenjak pensiun. Hal tersebut rupanya jadi perhatian bagi legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King.