Malaysia Berguru ke Thailand demi Cetak ‘Titisan’ Ratchanok, Ancaman buat Indonesia?

Minggu, 9 Oktober 2022 14:33 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© system.bwf
Pebulutangkis asal Thailand, Busanan Ongbumrungpan. Copyright: © system.bwf
Pebulutangkis asal Thailand, Busanan Ongbumrungpan.
Malaysia Kagumi Sistem Pelatihan Thailand

Busanan, yang menjuarai India Open 2022, mengatakan persaingan tunggal putri di Thailand sangat ketat. Namun, sosok Ratchanok Intanon sejauh ini masih jadi inspirasi di negaranya, termasuk dirinya.

“Kami memiliki persaingan yang sangat ketat di antara kami dengan Ratchanok, Pornpawee, dan saya saling mendorong. Ratchanok adalah pemain Thailand pertama yang menjadi juara dunia dan merupakan inspirasi besar bagi kita semua,” kata atlet berusia 26 tahun tersebut.

Selain sistem pelatihan yang berkualitas, Thailand menghargai para pemain yang memutuskan tidak berlatih di pelatihan nasional (pelatnas).

Menjalani latihan terpisah di sejumlah klub berbeda, menurut Busanan, cara ini membuat para pemain memiliki program latihan dirancang khusus untuk membantu mereka berprestasi.

“Saya merasa sistem negara kami sangat bagus dan kami juga memiliki pelatih yang bagus,” jelas Busanan.

“Masing-masing dari kami juga berlatih di klub yang berbeda alih-alih bersama sepanjang waktu. Saya berlatih di Bang Pho Club dan Ratchanok berlatih di Sekolah Bulu Tangkis Banthongyord. Saya pikir ini membuat kami lebih baik karena kami memiliki program pelatihan individu yang dirancang khusus untuk membantu kami,” jelasnya.

Busanan sendiri telah memilih untuk meninggalkan Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) pada Mei 2022 untuk menjadi pemain independen untuk Sena Bangkok Club.

Keputusan ini membuat Busanan bebas memilih turnamen mana yang lebih baik yang bisa dia ikuti dan bebas memutuskan mitra sparringnya sendiri.

Jika Malaysia benar-benar mengadaptasi cara pelatihan Thailand di sektor tunggal putri ini, mungkinkan Negeri Jiran itu bakal mampu menciptakan Ratchanok Intanon versi mereka sendiri?

Tentunya, hal ini juga menjadi ancaman Indonesia, yang maan sektor tunggal putri saat ini masih menjadi misteri yang belum berhasil dipecahkan oleh PBSI.

Status tunggal putri terbaik Indonesia masih dipegang oleh juara dunia junior 2017, Gregoria Mariska. Namun sejak beralih ke level senior, Gregoria belum berhasil memenangkan gelar bergengsi.

Gregoria Mariska saat ini menduduki peringkat 22 dunia, disusul Putri Kusuma Wardani (38), Ruselli Hartawan (51), dan Komang Ayu Cahya Dewi (73).