Soroti Regenerasi Ganda Campuran Indonesia, Tontowi Ahmad Beri Ramuan Mujarab

Rabu, 26 Oktober 2022 16:55 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Prio Hari Kristanto
© Robertus Pudyanto/Getty Images
Tontowi Ahmad memberikan nasihat kepada ganda campuran Indonesia untuk bekerja lebih keras agar bisa terus bersaing di papan atas dunia. Copyright: © Robertus Pudyanto/Getty Images
Tontowi Ahmad memberikan nasihat kepada ganda campuran Indonesia untuk bekerja lebih keras agar bisa terus bersaing di papan atas dunia.
Regenerasi Ganda Campuran Jadi Sorotan Tontowi Ahmad

Menurut Tontowi Ahmad, macetnya prestasi bulutangkis ganda campuran Indonesia, termasuk pemain pelatnas PBSI, salah satunya karena masalah regenerasi.

“Yang kurang dari ganda campuran sekarang adalah dari regenerasinya menurut saya,” ujar Tontowi Ahmad melansir laman Djarum Badminton.

“Jadi sewaktu saya sama Butet (Liliyana Natsir) misalnya. saya waktu itu nomor satu, seharusnya estafetnya ke peringkat kedua atau ketiga Indonesia,” sambungnya.

“Tetapi sekarang berbeda. Tongkat estafet jatuh ke nomor empat atau lima dan negara lain pemainnya masih sama. Contohnya di China, Zhang Nan/Zhao Yunlei turunnya ke Zheng Siwei/Huang Yaqiong.”

“Dari Thailand sudah ada (Dechapol/Sapsiree). Jadi nomor satunya mereka sudah bertemu dengan nomor tiga kita,” Tontowi Ahmad menambahkan.

Kondisi itu tidak berjalan di Indonesia di mana kondisinya ganda campuran pelapis di pelatnas PBSI langsung menjadi nomor satu Indonesia meski seharusnya masih jadi nomor tiga atau empat.

“Jadi kalau ketemu dengan nomor satu dari negara lain, kita masih tertinggal,” sambung mantan partner Liliyana Natsir itu.

Untuk itulah, demi bisa tetap bersaing di level atas dunia, Tontowi Ahmad memberikan nasihat kepada atlet badminton  Indonesia untuk bekerja lebih keras.

“Jadi pesan saya buat adik-adik, bukan saya menjelekkan. Mereka harus lebih bekerja keras. Target kita ini harus mengejar mereka (lawan). Harusnya ganda campuran nomor tiga nasional harus bisa stabil mulai sekarang.”

“Tetapi peringkat kedua dan ketiga nasional sudah hilang. Jadi yang ada, (atlet) nomor empat (nasional) harus ada di peringkat satu nasional, sehingga ada gap di situ mau tidak mau,” pungkas Tontowi Ahmad.

Sumber: Djarum Badminton