Malaysia Open 2023 Belum Dimulai, Tunggal Putri Cantik Ini Sudah Bikin Rekor Tragis

Jumat, 6 Januari 2023 16:10 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Isman Fadil
© BEN STANSALL/AFP/Getty Images
Mengawali turnamen musim 2023 dengan tragis, nasib ratu bulutangkis China berparas bak bidadari, Zhang Yiman, ikut disorot media lokal negaranya. Copyright: © BEN STANSALL/AFP/Getty Images
Mengawali turnamen musim 2023 dengan tragis, nasib ratu bulutangkis China berparas bak bidadari, Zhang Yiman, ikut disorot media lokal negaranya.

INDOSPORT.COM – Mengawali turnamen musim 2023 dengan tragis, nasib ratu bulutangkis China berparas bak bidadari, Zhang Yi Man, ikut disorot media lokal negaranya.

Jelang Malaysia Open 2023, perlu diketahui bahwa selama ini nama tunggal putri China, Zhang Yi Man, seolah tertutup dengan kepopuleran dan prestasi Chen Yu Fei dan He Bingjiao.

Berusia 25 tahun, prestasi Zhang Yi Man belum sementereng He Bingjiao yang saat ini bercokol menduduki ranking lima dunia BWF.

Bahkan Zhang Yi Man disalip juniornya, Chen Yu Fei, yang menjadi peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 hingga saat ini bertengger di peringkat dua dunia.

Namun prestasi dan keuletan yang dipertontonkan Zhang Yi Man selama beberapa waktu terakhir jelang Malaysia Open 2023, sukses mengantarkannya menembus ranking 18 dunia per Selasa (03/01/23).

Zhang Yi Man saat ini berstatus sebagai tunggal putri China lapis kelima di bawah Chen Yu Fei, He Bingjiao, Wang Zhi Yi, dan Han Yue.

Modal raih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2021 dan runner-up Hylo Open 2022, jadi awal bangkit Zhang Yi Man untuk menghadapi musim baru 2023.

Zhang Yi Man berkesempatan untuk kembali melangkahkan kaki sejauh mungkin di tahun 2023 yang menjadi awal dari perburuan poin kualifikasi Olimpiade 2024.

Sayangnya, Zhang Yi Man menyambut awal 2023 dengan fenomena tragis di mana dia harus menghadapi perang tiga saudara di Malaysia Open, India Open, dan Indonesia Masters.

Media Sohu menulis headline,“ Pada musim 2023, Zhang Yi Man mengalami tiga perang saudara di putaran pertama secara beruntun, dan mungkin menjadi atlet China yang paling tragis.”