Flashback Olimpiade 2012: China Mendominasi Bulutangkis Sampai Bikin IOC 'Geram'

Selasa, 21 Februari 2023 18:55 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© AFP
China pernah menyapu bersih medali emas di cabang olahraga bulutangkis Olimpiade London 2012 hingga membuat IOC geram dan curiga. Copyright: © AFP
China pernah menyapu bersih medali emas di cabang olahraga bulutangkis Olimpiade London 2012 hingga membuat IOC geram dan curiga.

INDOSPORT.COM – China pernah menyapu bersih medali emas di cabang olahraga bulutangkis Olimpiade London 2012. Dominasi China ini rupanya pernah membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) geram dan curiga.

Olimpiade London 2012 bisa jadi puncak kejayaan China di cabang olahraga bulutangkis. Tim Tirai Bambu ini mampu meraih lima medali emas dari lima nomor yang dipertandingkan.

Ganda putra China, Cai Yun/Fu Haifeng menyempurnakan dominasi China di cabor ini setelah mengalahkan pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Morgensen dengan 21-16 dan 21-15.

Empat medali emas sebelumnya juga disumbang oleh Lin Dan (tunggal putra), Li Xueri (tunggal putri), Tin Qing/Zhao Yunlei (ganda putri), dan Zhang Nan/Zhao Yunlei (ganda campuran).

Sejak bulutangkis dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona tahun 1992, medali emas cabor bulutangkis memang selalu terpecah ke sejumlah negara termasuk Indonesia.

Namun, keberhasilan China di Olimpiade London tersebut mampu menunjukkan regenerasi para pebulutangkisnya berjalan sukses dan mampu mendominasi seluruh nomor.

Dominasi China di Olimpiade London tersebut memancing kecurigaan bagi Intermational Olympic Committee (IOC) bahwa China telah bertindak curang.

Kecurigaan IOC ini mengacu pada skandar matchfixing pasangan ganda putri, Yu Yang/Wang Xiaoli kala menghadapi Jung Kyung-eun/Kim Ha-na dari Korea Selatan.

Kedua pasangan ini sering melakukan kesalahan sampai-sampai wasit pertandinga, Trosten Berg, memperingatkan mereka di interval set pertama.

Peristiwa ini sendiri dipicu dari kekalahan pasangan China, Tian Qing/Zhao Yunlei, dari ganda putri Denmark, Christinna Pedersen/Kamilla Rytter-Juhl.