x

Ganda Putra Terbaik Indonesia dari Masa ke Masa

Selasa, 6 Oktober 2015 15:25 WIB
Editor: Charles Emanuel Dominggus

Sejak era pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra yang berjaya di tahun 70an hingga saat ini  Indonesia hampir tak pernah absen menaruh pasangan ganda putra di jajaran 10 besar dunia.

Saat ini wakil Indonesia di rangking 10 besar dunia diwakili oleh pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang bertengger di rangking 2 dunia.

Berikut INDOSPORT mengangkat deretan ganda putra terbaik Indonesia berikut prestasinya.


1. Christian Hadinata/Ade Chandra

Pada era 70an, pasangan  Christian Hadinata/Ade Chandra cukup disegani. Beberapa turnemen begengsi berhasil mereka sabet, seperti juara berturut-turut All England 1972 dan 1973, Asian Games 1978 dan 1982. Hingga terakhir pada tahun 1980 keduanya mampu menyabet gelar juara dunia. Mereka juga anggota tim juara Thomas Cup Indonesia pada tahun 1973 dan 1976.

Namun pada awal tahun 1980, kedua pasangan tersebut memutuskan berpisah. Saat itu, nama Ade Chandra mulai meredup, berbeda dengan Christian Hadinata yang masih terus eksis hingga sekitar tahun 1984 bersama pasangan barunya kala itu yakni Icuk Sugiarto. 

Saat ini, Christian menjabat staf ahli pendididkan dan pelatihan di Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Sementara itu sejak tahun 1980, nama Ade Chandra sudah tak terdengar lagi hingga saat ini.


2. Tjun Tjun/Johan Wahyudi

Pasangan ganda putra Tjun Tjun/Johan Wahyudi merupakan pesaing kuat Chtistian Hadinata/Ade Chandra. Kedua pasangan itu bisa dibilang sebagai pemegang kekuasaan tribun juara di era 1970an hingga 1980an.

Prestasi gemilang yang berhasil Tjun/Johan persembahkan  untuk Indonesia, yakni juara emapat kali All England di tahun 1974, 1975, 1977, dan 1980.

Pada Tahun 2009, Tjun Tjun terpilih menjadi salah satu atlet World Badminton Hall of Fame, membuktikan pamornya dalam sejarah bulutangkis dunia. Kabar terakhir pada tahun 2007 silam, Johan Wahyudi sedang menekiuni bisnis kayu di daerah Sulawesi.


3. Eddy Hartono/Rudy Gunawan

Pada era 1990an, Eddy/Hartono  menjadi pasangan ganda terbaik Indonesia sejajar dengan tiga ganda terbaik dunia saat itu yakni  Park Joo-Bong/Kim Moon-Soo (Korea Selatan), Tiang Bingyi/Li Yongbo (Cina), dan Razif Sidek/Jailani Sidek (Malaysia). Eddy Hartono/Rudy Gunawan memperoleh medali perak di Olimpiade Barcelona 1992 setelah kalah dari pemain legendaris Korea Park Joo- Bong/Kim Moon-Soo di partai puncak. Di semi final Eddy Hartono/ Gunawan menaklukan andalan Tiongkok, LiYongbo/Tiang Bingyi yang menjadi kandidat juara.

Tak hanya medali perak Olimpiade Barcelona saja yang mampu diraih Eddy/Rudy. Keduanya pernah menjuarai Indonesia Open 1989 dan 1992, serta All England 1992.

Setelah pensiun dari dunia bulu tangkis, Gunawan menjadi pendeta senior di JKi Miracle Center  di Los Angeles dan San Fransisco. Sementara   Eddy Hartono masih terlihat di sejumlah pertandingian eksibisi bersama legenda-legenda bulutangkis Indonesia lainnya.


4. Rexy Mainaky/Ricky Subagja

Tak lama nama Eddy Hartono/Rudy Gunawan bersinar, munculah pasangan Rexy Mainaky/Ricky Subagja. Kedua pasangan asal Indonesia itu menjadi pesaing kuat ganda putra dunia di sepanjang tahun 90an. Setelah Eddy/Hartono tak mampu merebut emas Olmpiade Barcelona 1992, akhirnya lewat pasangaan Rexy/Ricky lah emas pertama ganda putra di olimpiade mampu dibawa pulang ke tanah air setelah di final Rexy/Ricky menaklukan wakil Malaysia, Cheah Soon Kit/dan Yap Kim Hock di Olimpiade Atlanta 1996.

Deretan gelar juara bergengsi pun mampu Rexy/Ricky persembahkan untuk Indonesia, seperti juara All England dua kali berturut-turut 1995 dan 1996, juara dunia 1995, juara Indonesia Open 1993 dan 1994, juara Asian Games 1994 dan 1998, serta masih banyak lagi.

Rexy/Ricky seolah sudah menjalin “kontrak hidup” dengan bulutangkis. Bagaimana tidak, hingga saat ini, keduanya masih mengabdi dan turut andil membangun bulutangkis Indonesia. Rexy/Ricky saat ini masuk dalam jajaran pengurus Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI) dengan jabatan yang berbeda. Rexy menjadi Kabid Pembinaan dan Prestasi sedangkan Ricky menjabat sebagai Kasubid Pelatnas.


5. Candra Wijaya/Tony Gunawan

Di era 2000an, kekuatan ganda putra Indonesia diteruskan oleh pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan. Sayangnya, setelah keberhasilan Candra/Tony di Olimpiade Sydney 2000 Tony memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan Amerika Serikat. Meski demikian kedunya terhitung sering berpasangan meski sudah berbeda negara.

Setelah berpisah dengan Tony, Candra sering berpasangan dengan Sigit Budiarto, dan prestasi keduanya pun tak bisa diragukan. Beberapa turnamen internasional mampu mereka raih seperti All England 2003, Juara Dunia 1997, dan beberapa gelar level grand prix.

Saat ini, Candra Wijaya mempunyai klub bulutangkis yang bernama Candra Wijaya Internasional Badminton Club (CWIBC). Sedangkan Sigit Budiarto menjadi pelatih di klub Djarum Kudus.


6. Markis Kido/ dan Hendra Setiawan

Sebelum berpasangan dengan Mohamad Ahsan, Hendra Setiawan lebih dulu berpasangan dengan Markis Kido. Kido/Hendra merupakan peraih medali emas Olimpiade terakhir bagi Indonesia hingga saat ini, setelah menjadi penyumbang satu-satunya emas bagi Indonesia di Olimpiade Beijing 2008.

Hendra sendiri lebih sering menjuarai turnamen dengan Kido dibandingkan bersama Ahsan. Keduanya merupakan Juara Dunia 2007, peraih emas Asian Games 2010, dan beberapa turnamen berlevel Super Series.

Saat ini, keduanya masih berkarir menjadi atlet. Hendra yang masih menghuni Pelatnas berpasangan dengan Mohamad Ahsan dan menjadi ganda putra terbaik Indonesia saat ini. Sedangkan Markis Kido menjadi atlet profesional dan menjalani latihan di klub asalnya Jaya Raya Jakarta bersama pasangannya barunya, Agripinna Prima.   


7. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan

Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Sempat mengalami krisis gelar ganda putra pasca cerainya Markis Kido/Hendra Setiawan sekitar tahun 2010 hingga 2012, ganda putra Indonesia kembali mampu melahirkan pasangan kuat racikan pelatih Herry IP yang memasangkan Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan di awal tahun 2013.

Hasilnya cukup gemilang. Pada tahun 2013 itu dua gelar bergengsi mampu diraih kedua pasangan baru itu yaklni menjadi juara dunia 2013, Malaysia Open 2013  dan Indonesia Open 2013. Hingga saat ini, keduanya masih bertengger di rangking 2 dunia.

Meski di tahun 2014 keduanya gagal meraih medali pada Olimpiade London 2012, namum Hendra/Ahsan masih mempunyai harapan di Olimpiade Rio tahun 2016.

Hendra Setiawan/Mohammad AhsanCandra Wijaya/Tony GunawanEddy Hartono/Rudy GunawanTjun Tjun/Johan WahyudiChristian Hadinata/Ade Chandra

Berita Terkini