6 Momen Emas Pebulutangkis Indonesia
Patut diakui saat ini prestasi bulutangkis Indonesia sedang meredup. Indonesia tak lagi segarang tahun-tahun sebelumnya. Sang Saka Merah Putih mulai jarang terlihat di podium utama sejumlah event olahraga internasional.
Bahkan nama besar Indonesia sudah mulai dibayangi perkembangan pesat bulutangkis di sejumlah negara baik di Asia maupun Eropa.
Dengan tanpa bermaksud membanggakan kejayaan masa lalu, INDOSPORT mengangkat sejumlah momen emas yang pernah ditorehkan pebulutangkis Indonesia.
1. Taufik Hidayat
Salah satu momen emas Taufik Hidayat yakni ketika meraih medali emas Olimpiade Athena pada tahun 2004.
Taufik naik ke podium utama bersanding dengan Sony Dwi Kuncoro dan peblutangkis Korea Shon Seung-Mo yang pernah mengalahkannya secara kontroversial di Asian Games Busan sebelumnya.
2. Hendrawan
Hendrawan menjadi pahlawan kemenangan Indonesia merebut Piala Thomas pada 2002 di Guangzhou, Tiongkok. Turun sebagai tunggal ketiga Hendrawan berhasil memastikan kemenangan Indonesia 3-2 atas Malaysia.
Usai memastikan kemenangan itu Hendrawan sontak berteuak dan melakukan selebrasi yang diikuti oleh kontingen Indonesia lainnya.
3. Susi Susanti
Ia merupakan legenda bulutangkis Indonesia. Salah satu prestasi manisnya adalah meraih medali emas Olipiade Barcelona 1992 bersama tunggal putra yang kemudian menjadi suaminya Alan Budikusuma.
4. Candra Wijaya/Tony Gunawan
Ganda putra ini berhasil mengharumkan nama Indonesia ketika meraih medali emas di Olimpiade Sydney tahun 2000.
5. Mia Audina
Mia tampil brilian di final Piala Uber 1994. Turun sebagai tunggal ketiga di partai kelima Mia yang baru berusia 14 tahun mampu menaklukkan wakil Tiongkok Zhang Ning. Kemenangan ini memastikan Merah Putih Berjaya dan membawa pulang trofi bergengsi beregu putri itu.
Meski pada akhirnya Mia berpindah kewarganegaraan mengikuti sang suami namun ia telah menorehkan prestasi dan kebanggaan bagi Indonesia.
6. Alan Budikusuma
Alan sukses mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992 ketika merebut emas nomor tunggal putra. Pada saat itu Indonesia berhasil mengawinkan gelar tunggal putra dan putri melalui pebulutangkis wanita yang kemudian menjadi pasangan hidup Alan, Susi Susanti.