x

6 Perjalanan Bulutangkis di Olimpiade

Minggu, 22 November 2015 16:57 WIB
Penulis: Herry Ibrahim | Editor: Zainal Hasan

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahrag yang dipertandingkan di Olimpiade ini. Namun ternyata bulutangkis tidak semerta-merta dipertandingkan dalam olimpiade.

Bulutangkis secara resmi dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992. Indonesia sendiri termasuk ambil bagian. Dalam perjalanannya, olahraga tepok bulu ini selalu memunculkan fakta-fakta menarik selama dipertandingkan di olimpiade.

Bulutangkis Indonesia dikancah dunia tidak dapat dipandang sebelah mata. Meski dalam beberapa kejuaraan terakhir para atlet kebanggaan kita tampil kurang memuaskan, setidaknya beberapa atlet legenda telah menorehkan hasil yang membanggakan.

Dalam perjalanannya, atlet Indonesia dan atlet dari negara-negara lain bahu membahu memajukan bulutangkis agar populer diseluruh dunia. Mulai dari yang membanggakan hingga 'mencoreng' nama bulutangkis pernah ditorehkan.

Beberapa kejadian menarik terjadi selama perhelatan Olimpiade yang digelar sejak tahun 1992 sampai tahun 2012. Berikut ini 6 fakta menarik yang dirangkum versi INDOSPORT: 


1. Masuk Pertama kali di Olimpiade

Olimpiade Barcelona 1992 merupakan kali pertama cabang bulutangkis dipertandingkan di Olimpic. Melalui negosiasi yang alot pada sidang IOC di berlin, Jerman tahun 1985, sidang tersebut memutuskan bahwa bulutangkis akan dipertandingkan di Olimpiade 1992. Sebelum resmi tampil di Olimpiade 1992, bulutangkis terlebih dahulu menjadi cabor exibition di olimpiade Seoul 1988.

Di Olimpiade Ini, hanya empat nomer yang dipertandingkan yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri. Tidak ada perebutan tempat ketiga, sehingga tiap semifinalis berhak mendapat medali perunggu.

Indonesia berhasil meraih 2 emas lewat Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra). Sedangkan emas di ganda putra dan putri direbut oleh Korea.


2. Atlet Termuda

Mia Audina

Rising Star Indonesia di tunggal putri Mia Audina mencatatkan sejarah di Olimpiade 1996. Meski gagal mendulang emas bagi Indonesia, pebulutangkis yang kini membela Belanda tersebut menjadi perbincangan dunia karena prestasinya.

Mia di usianya yang masih 16 tahun ketika itu, mampu mencapai final dan meraih medali perak. Raihan yang sampai saat ini belum bisa disamakan pebulutangkis manapun.


3. China Tersukses

Pemain China merupakan atlet tersukses dalam sejarah olimpiade bulutangkis. Dari Olimpiade 1996 hingga 2012, Tiongkok menguasai perolehan medali emas. Tiongkok tercatat selalu berhasil menghasilkan juara bertahan dalam dua periode olimpiade. 

Ganda Campuran, Ge Fei/Gu Jun: 1996 dan 2000
Tunggal Putri, Zhang Ning: 2004 dan 2008
Tungga Putra, Lin Dan: 2008 dan 2012.

Bahkan pebulutangkis putri mereka, Zhao Yunlei mampu meraih 2 emas sekaligus di nomer ganda campuran dan ganda putri hanya dalam satu Olimpiade yakni di Olimpiade London 2012. 


4. Skandal

Bulutangkis pernah diguncang sekandal pada Olimpiade London 2012. Empat pasangan ganda putri yang salah satunya pasangan Indonesia, Greysia Polii/Meliyana Jauhari harus didiskualifikasi oleh BWF karena dianggap mencederai fair play. Mereka dianggap mengalah demi menghindari calon lawan.

Ganda Indonesia, Greysia/Jauhari yang berhadapan dengan pasangan Korea Ha Jung Eun/Kim Min Jung di laga pamungkas grup C terlihat ingin sama-sama mengalah untuk terhidar dari unggulan pertama dari China, Wang Xiaoli/Yu Yang. Sementara Wang/Yu yang berhadapan dengan pasangan korea lain di grup A dinilai mengalah demi memujudkan niatan terjadinya All Chinese Final.


5. Wacana Penghapusan

Rumor jika bulutangkis keluar dari cabor yang dipertandingkan di olimpiade muncul sebelum olimpiade 2008. Kala itu, Bulutangkis dianggap tidak populer dan berindikasi buruk terhadap bisnis salah satunya pertelevisian. Bulutangkis dianggap merugikan penayangan iklan karena sistem pertandingannya yang lama. Atas desakan dari bergabagai pihak, muncullah sistem rally poin yang diperkenalkan sejak tahun 2006. Hal tersebut dipandang lebih efektif karena iklan akan lebih sering tampil.

Selain itu, berhasilnya China memborong medali emas di semua nomer, membuat isu penghapusan bulutangkis dari Olimpiade semakin kuat. Bulutangkis dianggap tidak kompetitif karena hanya dikuasai satu negara saja. Beruntung, hingga kini rumor tersebut urung terjadi karena bulutangkis tetap dipertandingkan di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil 2016 mendatang.


6. Tradisi Emas Terhenti

Sejak dipertandikang pertama kali pada tahun 1992, Indonesia menjadikan bulutangkis sebagai prioritas cabang olahraga yang diandalkan untuk meraih medali emas. Alasannya jelas, Indonesia mendominasi bulutangkis kala itu. Bermodal pemain bintang seperti Ardy B Wiranata, Susi Suanti, Alan Budikusuma, Ricky Subagdja/Rey Mainaky Indonesia yakin mampu meraih minimal satu emas setelah 40 tahun laman keikutsertaannya selalu gagal meraih medali. Tak disangka, Indonesia mampu melampaui target dengan meraih 2 emas.

Setelah itu, bulutangkis selalu menjadi andalan Indonesia meraih medali emas di pagelaran Olimpiade. Paska Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Barcelona 1992, Indonesia selalu melahirkan juara melalui Ricky Subagdja/Rexy Mainaky (Atlanta 1996), Chandra Wijaya/Tony Gunawan (Sydney 2000), Taufik Hidayat (Athena 2004) dan Hendra Setiawan/Markis Kido (Beijing 2008).

Namun sayang, tradisi meraih emas olimpiade lewat bulutangkis harus terhenti di olimpiade London 2012. Penurunan prestasi disebut sebagai dalang gagalnya Indonesia ketika itu.
 

Hendra SetiawanMarkis KidoOlimpiadeGreysia PoliiSusi SusantiMia Audina

Berita Terkini