x

3 Pebulutangkis Tunggal Putri Jepang yang Patut Diwaspadai Dunia

Kamis, 24 Desember 2015 20:30 WIB
Penulis: Herry Ibrahim | Editor: Randy Prasatya

Memiliki tubuh yang sama-sama kecil dan tinggi badan sekitar 155 cm, keduanya mulai menampakan diri sebagai pebulutangkis elit dunia. Akane dan Nozomi menjadi ancaman serius bagi tunggal putri negara lain untuk meraih gelar di tiap kejuaraan.

Dalam beberapa kejuaran Super Series sepanjang 2015, keduanya meraih prestasi cukup mengejutkan dengan mengalahkan pemain-pemain top dunia. Puncaknya yang dierlihatkan oleh Nozomi Okuhara yang berhasil menjadi juara di kejuaran World SuperSeries Final 2015.

Hal ini tentunya menjadi renungan bagi tunggal putri manapun, termasuk Indonesia. Di saat pemain senior, seperti Lindaweni Fanetri hingga Bellaetrix Manuputti tidak mampu memberi prestasi lebih, Jepang justru memperlihatkan potensi besar atlet mudanya.

Hal itu dibuktikan dengan suksesnya Akane dan Nozomi di level kejuaraan Super Series di saat usia mereka baru menginjakan 18 dan 20 tahun. Sedangkan pemain muda tunggal putri Indonesia, seperti Hanna Ramadhani dan Fitriani masih berkutat di level Kejurnas atau kompetisi kasta kedua saat usia mereka terbilang tidak jauh dari tim tunggal putri Jepang.

Selain dua pemain tersebut, Jepang juga dapat kembali mengandalkan pemain 24 tahun mereka yang dulu sempat mengalami cedera, yaitu Sayaka Sato. Bahkan, saat kembali tampil Sato mampu memberi kejutan.

Tak hanya itu, tunggal putri Jepang diperkirakan akan menjadi batu sandungan bagi pemain top, seperti Ratchanok Intanon (Thailand), Carolina Marin (Spanyol), Syaina Nehwal (India) atau bahkan pemain Cina sekalipun dalam upaya meraih title Olimpiade 2016 mendatang.

Jika melihat tren perkembangan pebulutagkis tersebut, tentu Indonesia wajib belajar untuk berani mengirim atlet mudanya ke level yang tinggi. Biar bagaimana pun Jepang telah membuktikan diri bahwa jam terbang menjadi faktor utama yang dibutuhkan atlet-atlet muda untuk berkembang.

Berikut INDOSPORT akan merangkum 3 pemain tunggal putri Jepang yang harus diwaspadai Dunia


1. Akane Yamaguchi

Akane Yamaguchi menjadi tunggal putri Jepang pertama yang menyita perhatian. Bagaimana tidak, di usianya yang saat itu masih 16 tahun, Akane berhasil menjadi juara di Jepang Open pada 2013. Prestasi yang diperoleh Akane menjadikan dirinya sebagai pebulutangkis termuda yang mampu meraih gelar Super Series sepanjang sejarah bulutangkis saat itu.

Selain itu, atlet kelahiran 6 Juni 1997 tersebut merupakan Juara Dunia Junior tiga kali berturut-turut, yakni pada 2012, 2013 dan 2014. Di usia 18 tahun, Akane juga sangat pandai membagi waktu antara berlatih dan pendidikan.

Akane memiliki ciri bermain tak pantang menyerah. Sangat kuat bermain rally dengan penempatan bola yang sulit dikembalikan lawan. Meski tak mempunyai smash keras, namun pukulannya sangat terarah. Pemain-pemain top dunia seperti Li Xuerui, Tai Tzu Ying pernah dikalahkan olehnya.


2. Nozomi Okuhara

Tak berbeda dengan Akane, Nozomi Okuhara memiliki tubuh yang mungil alias kecil. Namun, kekurangannya itu bukan berarti lawan akan mudah mengalahkannya. Nozomi sempat menarik perhatian saat tampil di Piala Sudirman 2015. Ketika itu ia berhasil mengalahkan tunggal putri Korea, Sung Ji Hyun di babak semifinal.

Kekuatan Nozomi terletak pada daya tahan yang terbilang sangat baik. Ia mampu bermain rally panjang dan selalu mengejar ke manapun bola yang diarahkan lawan. Selain itu dia juga tidak mudah dimatikan, dan penempatan bola-bolanya sangat tajam.

Prestasi Nozomi sendiri terbilang cepat melejit. Pasalnya, atlet 20 tahun ini memperlihatkan grafik yang begitu signifikan. Setelah menjadi finalis Hongkong Terbuka 2015, Nozomi berhasil menjadi juara Super Series Finals 2015 di Dubai setelah mengalahkan tunggal putri Cina, Wang Yihan dengan skor 22-20 dan 21-18.


3. Sayaka Sato

Sebelum Akane dan Nozomi, kekuatan tunggal putri Jepang bertumpu kepada Sayaka Sato. Pebulutangkis kelahiran 1991 ini merupakan andalan negeri Matahari Terbit di berbagai kejuaraan. Sayang, cedera saat melawan tunggal putri Denmark, Tine Baun di perempat final Olimpiade 2012 membuatnya harus rela meninggalkan dunia bulutangkis dalam waktu cukup lama.

Namun, secara mengejutkan Sayaka Sato, yang bisa dibilang pemain senior, kembali tampil di ajang Korea Masters Grand Prix Gold 2015 beberapa waktu lalu. Tak tanggung-tanggung, Sato langsung menjadi juara dengan mengalahkan pemain Cina, Sun Yun.

Akane YamaguchiNozomi Okuhara

Berita Terkini