☰
x

Susy Susanti: Dari Atlet Menjadi Pengusaha (Part II)

Kamis, 31 Maret 2016 19:00 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Joko Sedayu

Ya, memang nama Susy Susanti kiat meroket selepas ia berhasil meraih emas pada ajang olimpiade 1992 di Barcelona Spanyol. Guyuran air matanya yang membasahi pipi seakan menandai begitu terharunya kala itu, berhasil mempersembahkan emas dari noor tunggal putri.

Selepas emas Barcelona, prestasi Susy di kancah bulutangkis terus meroket. Namun meski begitu ada satu hal yang begitu ia dambakan sepanjang kariernya.

Berikut INDOSPORT mencoba mengulas lebih lengkap akan perjalanan Susy Susanti dari seorang pebulutangkis handal hingga menjadi seorang pengusaha.

Baca Juga: Susy Susanti: Awal Langkah Ratu Bulutangkis Indonesia (Part I)


1. Curi Perhatian Dunia

Selepas menjuarai Olimpiade 1992 di Barcelona, mata dunia seakan menyorot prestasi Susy Susanti. Bagaimana tidak, raihan emas ini merupakan yang perdana bagi Indonesia.

Tak hanya itu, dalam ajang ini juga sangat menarik perhatian karena kekasih Susy kala itu Alan Budikusuma juga berhasil meraih medali emas dari nomor tunggal putra. Tak ayal banyak media asing pun menyandingkan keduanya dan menyebut pengantin Olimpiade.

Selepas Olimpiade memang langkah susi sebagai pebulutangkis tunggal Indonesia semakin diperhitungkan. Setidaknya Susy juga berhasil mempersembahkan banyak gelar juara dunia

Namun meski dapat dikatakan sukses meraih juara Olimpiade, kecemrlangan karier Susy sedikit tercoreng. Sebab ia belm pernah merasakan gelar juara di ajang Asian Games.

Sepanjang kariernya dan mengikuti Asian Games, Susy hanya berhasil mempersembahkan medali perunggu yakni di tahun 1990 dan 1994.

Hal ini lah sangat ia dambakan untuk melengkapi jejak kariernya. Sejatinya peluang itu terbuka saat Asian Games 1998. Namun sayang, kembali ia tidak dapat mengikuti ajang tersebut karena kondisi tubuhnya yang tengah mengandung buah cintanya bersama Alan Budi Kusuma.

Bahkan kondisi ini sempat membuat atlet asal Tasikmalaya ini galau. Dimana ia antara mengugurkan kandungannya demi turun di Asian Games atau melanjutkan kandungannya dan menutup rapat-rapat peluang Asian Games.

"Semua pihak menyerahkan keputusan di tangan saya. Setelah saya merenung, akhirnya saya memilih untuk meneruskan kehamilan karena saya pikir ini adalah anugerah dari Tuhan dan saya berdosa jika saya menggugurkannya," ujar Susi.

Susi pun akhirnya terus menjaga kehamil


2. Lika Liku Hubungan Asmara

Selain keberhasilan di kancah bulutangkis menjadi sorotan publik, ternyata kisah kasih Susy pun menjadi daya tarik untuk dikulik lebih dalam.

Bagaimana tidak, Susy menjalin kasih dengan sesama pebulutnagkis tunggal putra Indonsia, Alan Budikusuma. Keduanya bahkan menjadi andalan Indonesia di nomor tunggal dan putri.

Jalinan kasih asmaa keduanya pun semakin santer dibicarakan selepas keberhasilannya mempersembahkan emas bagi Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992 silam. Bahkan keduanya dijuluki pengantin Olimpiade.

Namun meski sukses berhasil mempersembahkan medali bagi Indonesia, bukan berarti jalinan asmara keduanya berjalan mulus.

Sedikit mundur ke belakang bahwa perjalanan kisah kasih keduanya sedikit berkelok-kelok. Keduanya pertama kali menjalin kasih tahun 1988. Seiring waktu keduanya tak mendapat restu dari kedua orang tua dan akhirnya mereka menjalani hubungan secara diam-diam.

"Bukan apa-apa. Mereka hanya ingin kami fokus lebih dulu pada karier  sebagai pemain bulu tangkis. Namun saya dan Mas Alan sepakat bahwa kami harus bisa memberi bukti bahwa hubungan kami bukanlah penghalang bagi kami untuk maju," ucap Susy kala itu.

Meski melewati proses yang cukup panjang, Susy dan Alan akhirnya melabuhkan cintanya ke bahtera pernikahan. Keduanya menikah di tahun 1997. Dan dari pernikahannya, kini Susy dan Alan telah dianugrahi tiga orang putra-putri.


3. Menjadi Pengusaha Alat Olahraga

Tahun 1997 menjadi momen yang paling bersejaraha bagi Susy Susanti. Dimana di tahun ini memutuskan untuk menggantungkan raketnya dan memutuskan pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya.

Memang keputusan ini sedikit mengejutkan, karena usia Susy yang terbilang masih cukup muda memutuskan pensiun. Kala itu, Susy baru berusia 27 tahun dan memang masih dalam kondisi cukup prima untuk seorang atlet.

Namun kembali keputusan ini ia ambil lantaran mengandung dan memutuskan mundur dari bulutangkis dan fokus menjaga kehamilannya.

Meski telah mundur dari seorang atlet, Susy tidak benar-benar meninggalkan bulutangkis. Ia bahkan masih aktif sebagai staf ahli di Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

"Saat ini saya masih dekat dengan dunia bulutangkis kok. Saya menjadi staf ahli di PBSI," ucap SUsy kepada INDOSPORT.

Tak hanya menjadi staf ahli di PBSI, ternyata Susy juga menjadi seorang pengusaha. Dia bersama suaminya mendirikan perusahaan peralatan alat olahraga yang diberi nama ASTEC. Astec sendiri berdiri sejak 2002 dengan memproduksi raket. Dan Astec merupakan kepanjangan dari Alan-Susy Technology.

"Saat ini saya juga sibuk menjalani usaha saya yaitu Astec untuk alat-alat olahraga, fontana Reflexology dan Sport massage," beber Susy.

Memang Astec sendiri kerap melakukan kompetsi bulutangkis tingkat junior. Hal ini semata-mata dilakukan Susy untuk tetap menelurkan pebulutangkis handal Indonesia. Memang selepas Susy dapat dikatakan prestasi Indonesia di kancah bulutangkis internasional khususnya nomor tunggal putri seakan mati suri.

Susy SusantiIn Depth SportsLegenda Olahraga

Berita Terkini