x

Terbuang dari Pelatnas, 5 Pebulutangkis Ini Berjuang Mati-matian

Minggu, 10 Juli 2016 06:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Joko Sedayu

Tak lagi berada di dalam Pelatnas bukan berarti para penggawa olahraga tepok bulu ini berhenti berjuang untuk membela Indonesia di kejuaraan internasional. Mereka mengambil keputusan besar untuk tak berada di dalam Pelatnas, namun tetap berjuang mengibarkan Merah Putih.

Entah kerena dikeluarkan atau memutuskan hengkang karena keputusan sendiri, yang jelas perjuangan para pebulutangkis ini untuk mengharumkan nama bangsa lebih berliku di luar Pelatnas.

Meski begitu, semangat juang mereka untuk tetap menjalani karier sebagai pebulurangkis yang mengharumkan nama bangsa tak surut. Meski dari segi fasilitas, para pamain non Pelatnas tentunya jauh tertinggal dibanding didikan Pelatnas Cipayung yang serba berkecukupan.

Dengan keringat dan kerja keras sendiri, para atlet blutangkis ini berjuang untuk terus berkiprah di ajang internasional meski di luar naungan Pelatnas.

Berikut INDOSPORT merangkum lima pebulurangkis yang berjuang di luar Pelatnas.


1. Simon Santoso

Simon dapat dikatakan sebagai salah satu tungal putra senior mengingat usianya yang tak muda lagi. Pebulutangkis kelahiran 1985 silam tersebut memutuskan untuk keluar dari Pelatnas dan bergabung kembali pada Agustus 2014.

Namun, kondisi Pelatnas Cipayung yang dianggap Tommy tak kondusif membuatnya kembali cabut pada 2015 silam. Meski tidak diungkapkan secara lebih terbuka, Simon mengaku merasa tidak dihargai.

Kejadian bermula saat tanpa sepengetahuannya, dirinya dicoret untuk tampil di kejuaraan Malaysia Open 2014 oleh PBSI. Simon menjelasakan tidak masalah dirinya tidak dikirim ke sebuah kejuaraan apalagi sebelumnya ia mendapat hasil mengecewakan di Jerman.

Kembali ke klubnya, PB Tangkas Jaya, gaung Simon tak terdengar lagi saat ini. Juara Indonesia Open 2012 itu terakhir kali bertarung di ajang Australia Open dan keuluar sebagai runner-up usai ditaklukan Lin Dan di final.


2. Markis Kido

Peraih emas Oimpiade 2008 ganda putra Markis Kido juga memutuskan untuk tak lagi menghuni pelatnas Cipayung pada tahun 2009. Mantan pasangan Hendra Setiawan tersebut dikabarkan keluar karena tidak mencapai kesepakatan soal kontrak dengan PBSI.

Ternyata tak hanya Kido, dua adiknya yang juga penghuni pelatnas Bona Sepatano dan Pia Zebadiah terlebih dahulu memutuskan keluar dari pelatnas. Alasannya sama, mereka kecewa dengan PBSI mengenai masalah kontrak.

Tidak kunjung menemukan kesepakatan, akhrinya mereka mengambil jalan untuk keluar. Namun, meski tak lagi menjadi penghuni Pelatnas, namun Markis tetap berjuang untuk terus mengibarkan merah putih di ajang internasional.

Di ajang Indonesia Open 2016, pemain berusia 31 tahun itu bermain bersama sang adik, Pia Zebadiah meskipun harus tersingkir di babak awal.


3. Sony Dwi Kuncoro

Sony keluar dari Pelatnas dan memutuskan untuk mandiri berjuang mengikuti turnamen internasional sebagai pemain non pelatnas. Uniknya, Sony yang terpental dari Pelatnas Cipayung pada 2014 silam tersebut memilih untuk dilatih dan ditangani oleh sang istri, Gading Safitri.

Hasilnya, pebulutangkis 31 tahun tersebut sukses membuktikan diri jika dirinya belum habis. Ia menjuarai ajang Singapura Open 2016 pada April lalu usai menaklukan Son Wan Ho di babak final.

Kemenangan Sony tentunya mengejutkan karena ia diketahui telah vakum cukup lama usai tak lagi berlatih di Pelatnas.

Berlatih ala kadarnya tanpa fasilitas mencukupi layaknya saat berada di Pelatnas tak membuat Sony patah arang, ia berhasil membuktikan diri jika kemampuannya sbagai seorang pebulutangkis masih cukup berbahaya.


4. Tommy Sugiarto

Pada awal 2015 silam, tunggal putra Indonesia, Tommy Sugiarto, memutuskan untuk meninggalkan Pelatnas Cipayung. Putra pemain legendaris Icuk Sugiarto itu meman dikenal kerap kali keluar masuk dan pada akhirnya memutuskan untuk hengkang hingga saat ini.

Menjelang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, yang akan mulai bergulir 5 Agustus mendatang, Icuk Sugiarto sempat mencurahkan perasaannya karena sang anak harus berlatih dengan fasilitas seadanya.

Kekurangan shuttlecock, nutrisi, dan ahli psikologi menjadi kendala Tommy sejak memutuskan untuk memilih jalan sebagai non Pelatnas.

Hal tersebut patut disesalkan mengingat Tommy harus berkonsentrasi penuh di ajang Olimpiade 2016. Apalagi beban sebagai satu-satunya wakil tunggal putra membayangi diri pebulutangkis 28 tahun tersebut.

"Itu secepatnya ada penyampaian ke kita, kita akan tolong, tapi kalau saya lihat komen yang Icuk sampaikan ini sebagai curhat, kalau ingin seperti itu silakan datang sendiri," ujar Kepala Bidang Pengembangan Prastasi, Rexy Mainaky, yang disinggung soal Tommy Sugiarto kepada INDOSPORT.

"Kita punya shuttlecock, nutrisi, dan psikolog jadi jangan mempertanyakan ini dan menjadikan sebagai big question sendiri saya tidak terima dengan itu," sambungnya.


5. Bellaetrix Manuputty

Bellaetrix menjadi tunggal putri Indonesia yang harus berjuang untuk tetap berkiptrah sebagai pebulutangkis Indpnesia setelah dikeluarkan dari Pelatnas Cipayung. PBSI memulangkan Bella, pangilan akrab Bellaetrix, ke klubnya, Jaya Raya.

Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor: SKEP/032/0.5/V/2016 dan SKEP/034/0.5/VI/2016. Dalam laporan yang sama, Bella dipulangkan ke klub asal karena kondisi cederanya belum menunjukan membaik.

Dalam beberapa waktu terakhir, Bellaetrix dan PBSI sempat bersitegang mengenai penyembuhan cedera yang ahrus dijalani pebulutangkis kelahiran 1988 silam tersebut. Bella sendiri mengalami cedera saat berlaga di ajang Piala Sudirman 2015.

Meutuskan untuk mengambil keputusan sendiri, Bella akhirnya menjalani operasi pada pertengahan Juni 2016 lalu. Prestasi terbai peraih medali emas di ajang SEA Games 2013 itu ialah menempati peringkat 22 dunia versi BWF.

Simon SantosoTommy SugiartoMarkis KidoPBSIBellaetrix ManuputtySony Dwi KuncoroIn Depth Sports

Berita Terkini