x

Profil Tim Piala Sudirman 2017: Indonesia

Selasa, 9 Mei 2017 11:16 WIB
Editor: Ramadhan

Indonesia dalam kondisi siap tempur jelang tampil di ajang Piala Sudirman 2017 yang akan berlangsung di Gold Coast, Australia pada 21-28 Mei mendatang. Meski tanpa diperkuat sejumlah pemain andalan, tim Merah Putih tetap siap membawa pulang trofi prestisius tersebut ke Tanah Air.

Indonesia sendiri tergabung di Grup D bersama negara kuat seperti Denmark serta India. Tim Merah Putih akan bertarung melawan India lebih dahulu pada 23 Mei dan baru menghadapi Denmark pada 24 Mei.

Memang ada beberapa masalah yang menghantui tim Merah Putih jelang keberangkatan ke Piala Sudirman 2017 kali ini, salah satunya cedera pemain.

Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 sekaligus pasangan Tontowi Ahmad di sektor ganda campuran, Liliyana Natsir terpaksa tak diberangkatkan karena masih belum fit 100 persen. Butet, sapaan akrab Liliyana, tak bisa dipaksakan bermain demi menghindar dari cedera yang lebih besar.

“Butet (Liliyana) cederanya masih belum pulih, sehingga kami memutuskan untuk mengganti posisinya dengan Gloria (Emanuelle Widjaja),” kata Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, seperti dalam rilis yang diterima INDOSPORT.

Tim Piala Sudirman Indonesia 2017.

Sementara itu, Nitya Krishinda Maheswari yang merupakan pasangan Greysia Polii, juga tak diikutsertakan karena kondisinya masih belum fit pasca menjalani operasi lutut kanan, pada Desember 2016 lalu. Lalu, ada Ni Ketut Mahadewi Istarani yang biasa berpasangan dengan Anggia Shitta Awanda juga tak terdaftar dalam skuat inti tim Merah Putih.

Meski begitu, Indonesia sudah dalam kondisi siap apalagi nanti bakal tampil sebagai tim bukan lagi perseorangan. Seberapa jauh Indonesia akan melangkah di Piala Sudirman 2017 nanti? INDOSPORT akan mengulas tentang kekuatan Indonesia serta peluang membawa trofi tersebut ke Tanah Air.


1. Rekam Jejak

Indonesia juara Piala Sudirman 1989.

Sepanjang sejarahnya, Indonesia baru sekali mencicipi gelar juara Piala Sudirman. Pada gelaran Piala Sudirman pertama kalinya pada 1989 silam, Indonesia menjadi tuan rumah. Tim Merah Putih sukses menjadi juara setelah berhasil mengalahkan Korea dengan skor tipis 3-2.

Sayangnya setelah berhasil meraih gelar juara di edisi pertama, Indonesia tak pernah lagi membawa pulang trofi Piala Sudirman pulang ke Tanah Air hingga hari ini. Secara total, Indonesia sudah enam kali menjadi runner up Piala Sudirman dan menjadi yang terbanyak dalam sejarah.

Indonesia gagal mempertahankan Piala Sudirman di tahun 1991 dan 1993 setelah dipaksa mengakui keunggulan Korea 2-3 di final. Sementara di tahun 1995, Indonesia dipaksa mengakui keunggulan China dengan 1-3. Ini menjadi kali pertama China berhasil membawa pulang Piala Sudirman.

Selanjutnya di tahun 1997 dan 1999, Indonesia harus terhenti di babak semifinal. Harapan untuk membawa pulang Piala Sudirman sempat muncul di tahun 2001, saat tim merah putih sukses menembus babak final Piala Sudirman di Sevilla, Spanyol. Namun, lagi-lagi tim merah putih berhasil dijegal oleh China, saat itu dengan 1-3 di partai puncak.

Dua tahun berikutnya, di Eindhoven, Belanda, Indonesia kembali harus menjadi semifinalis setelah ditaklukan oleh China dengan 1-3. Di tahun 2005 dan 2007, Indonesia kembali berhasil menembus partai final. Namun, pasukan Negeri Tirai Bambu masih terlalu dominan. Punggawa dan srikandi Tanah Air dipaksa mengakui keunggulan China dengan skor 0-3.

Di tahun 2009 dan 2011, Indonesia kembali harus terhenti di semifinal. Di Guangzhou, China, Indonesia dipaksa menyerah 1-3 oleh Korea, sementara di Qingdao, Indonesia dipaksa mengakui keunggulan Denmark dengan 1-3.

Piala Sudirman.

Catatan terburuk tim Piala Sudirman Indonesia terjadi di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2013. Hal ini menjadi kenangan buruk setelah tim Merah Putih harus terhenti di perempatfinal dengan skor tipis 2-3 atas China. Dan di gelaran terakhir Piala Sudirman di Qingdao, China, pada 2015 lalu, Indonesia kembali terhenti di semifinal setelah dipaksa menyerah 1-3 oleh tim tuan rumah.

Dari 14 kali gelaran, tercatat hanya tiga negara yang pernah membawa pulang Piala Sudirman. Indonesia di tahun 1989, Korea di tahun 1991, 1993, dan 2003 dan China menjadi peraih terbanyak dengan total 10 gelar, enam di antaranya diraih secara beruntun sejak tahun 2005 hingga 2014 lalu.


2. Susunan Pemain

Tim Piala Sudirman Indonesia 2017.

Manajer Tim: Susy Susanti

Putra: Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Ricky Karanda Suwardi, Angga Pratama, Mohammad Ahsan, Rian Agung Saputro, Tontowi Ahmad, dan Praveen Jordan.

Putri: Fitriani, Dinar Dyah Ayustine, Gregoria Mariska Tunjung, Greysia Polii, Della Destiara Haris, Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda, Apriani Rahayu, Debby Susanto, dan Gloria Emanuelle Widjaja.

Pelatih Teknik: Hendry Saputra, Minarti Timur, Herry Iman Pierngadi, Eng Hian, dan Richard Mainaky.

Pelatih Fisik: Felix Ary Bayu Marta, dan Ary Subarkah.

Tim Piala Sudirman Indonesia 2017.

3. Sektor Unggulan

Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di ajang Malaysia Super Series Premier 2017.

Jika menilik kekuatan yang ada sekarang, Indonesia memang lebih bertumpu pada sektor ganda putra dan ganda campuran. Hal itu terbukti dari beberapa turnamen terakhir yang diikuti wakil Merah Putih yang berhasil didominasi ganda putra dan campuran.

Lihat saja penampilan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon yang berhasil mengukir sejarah dengan raihan hattrick gelar di awal tahun 2017 ini. Kevin/Marcus sukses meraih tiga gelar secara beruntun yakni All England, India Open Super Series, dan Malaysia Open Super Series Premier.

Selain pasangan yang dijuluki Duo Minions tersebut, Indonesia juga masih memiliki pasangan ganda putra andalan lainnya seperti Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama dan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro.

Untuk ganda campuran, sektor ini patut diperhitungkan meski tak sementereng ganda putra. Indonesia akan mengandalkan pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto di Piala Sudirman 2017 nanti, meski juga ada pasangan Tontowi Ahmad/Gloria Emanuelle Widjaja yang tak bisa dikesampingkan.

Meski hanya menjadi runner up di ajang Swiss Open 2017 dan mencapai perempatfinal Kejuaraan Bulutangkis Asia 2017, Praveen/Debby tetap menjadi pasangan yang diyakini bisa meraup poin untuk Indonesia di Australia nanti.

Praveen Jordan dan Debby Susanto (All England Open 2017).

Walaupun dua sektor tersebut yang menjadi unggulan Indonesia di ajang nanti, bukan tak mungkin sektor tunggal putra bisa memberikan kejutan lewat pemain-pemain muda seperti Jonathan Christie dan Anthony Ginting.

“Kuota di ganda putra memang lebih banyak karena nomor ini adalah nomor andalan kami untuk menyumbang angka, istilahnya ganda putra wajib menang. Sedangkan tunggal putra masih 50-50 peluangnya,” kata Susy Susanti soal sektor unggulan Indonesia di Piala Sudirman 2017.

“Kalau di tim putri beda lagi, melihat susunan tunggal putri yang ada tiga pemain, kami pilih berdasarkan persiapan strategi dan data head to head dengan lawan,” tambah Susy Susanti.


4. Prediksi

Caption

Meski tanpa diperkuat sejumlah pilar seperti Liliyana Natsir dan Nitya Krishinda Maheswari, secara realistis Indonesia minimal memang bisa mencapai babak semifinal. Susy Susanti selaku Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (PBSI), memang menyebut sudah seharusnya tim Indonesia bisa menembus babak semifinal dalam kejuaraan yang dihelat dua tahun sekali itu.

“Melihat peringkat pemain Indonesia, capaian prestasi terakhir dan data bahwa tim Indonesia saat ini ada di urutan 5-8 dalam daftar unggulan, kami menargetkan babak semifinal, tetapi tentunya kami berharap bisa lebih dari itu,” pungkas Susy.

Namun, bukan tak mungkin Indonesia bisa mencapai target yang lebih bagus yakni babak final pada Piala Sudirman kali ini. Seperti apa yang diinginkan Ketua Umum PBSI, Wiranto.

“Ya targetnya Indonesia meraih yang terbaik, masuk final dan menjadi juara. Itu target yang kami canangkan sejak awal karena dengan materi yang ada memang ada persaingan yang ketat, tetapi kekuatan kami ada di ganda putra dan ganda campuran,” ujar Wiranto.

Berdasarkan analisis INDOSPORT, target semifinal tentu bisa diraih jika pemain Indonesia di semua sektor fokus dan mengerahkan permainan terbaiknya. Andai masih bermain angin-anginan, selalu melakukan kesalahan kecil, dan kurang fokus, maka jangan harap target semifinal bisa tercapai.

Selebrasi Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

Seperti misalnya di sektor ganda campuran yang kemungkinan bakal memainkan Praveen/Debby. Jika melihat laga-laga sebelumnya di sejumlah turnamen, titik lemah memang berada pada Praveen yang kerap melakukan kesalahan kecil seperti pengembalian bola yang gagal. Hal-hal sepele seperti itulah yang harus dibenahi.

Lalu di sektor tunggal putra juga sebenarnya Indonesia memiliki harapan untuk mendulang poin. Jonathan Christie dan Anthony Ginting wajib bermain lepas dan tak melakukan kesalahan-kesalahan elementer. Keduanya juga harus lebih berani menekan lawan sejak awal pertandingan.

BWFIndonesiaPBSIPiala Sudirman

Berita Terkini