x

5 Kejadian Fantastis yang Terekam di Indonesia Open 2017

Minggu, 18 Juni 2017 21:07 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
Ajang Indonesia Open 2017 menghadirkan lima kejadian yang unik.

Sejak Senin (12/06/17) hingga Minggu (18/06/17), di Jakarta Convention Center telah berlangsung ajang Indonesia Open 2017. Selama satu minggu, masyarakat Indonesia telah disuguhkan aksi-aksi para pebulutangkis terbaik dunia yang berusaha untuk mengalahkan setiap lawan-lawannya.

Perlu diketahui, Indonesia Open 2017 kali ini merupakan edisi yang ke-36 sejak pertama kali diselenggarakan pada 1982 silam. Beberapa kota pun sudah pernah ditunjuk sebagai tuan rumah Indonesia Open, di antaranya Samarinda, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar, Surabaya, dan Batam.

Baca Juga

Berbeda dari edisi-edisi sebelumnya yang berlokasi di Istora Senaya, Indonesia Open 2017 kali ini memilih lokasi di Jakarta Convention Center. Hal itu menyusul kondisi Istora Senayan yang tengah direnovasi jelang Asian Games 2018.

Para penonton Indonesia Open 2017.

Dari segi hadiah, ajang Indonesia Open 2017 masih menjadi salah satu turnamen bulutangkis yang memiliki hadiah lebih besar. Dana sebesar 100 ribu USD (sekitar Rp1,3 miliar) pun telah digelontorkan untuk parhelatan bulutangkis tahunan ini.

Terlepas dari fakta-fakta mengenai tersebut, ajang Indonesia Open 2017 juga menyajikan kejadian-kejadian baru dan belum pernah terjadi sebelumnya. INDOSPORT coba merangkum kembali lima kejadian yang menggetarkan Indonesia Open 2017.


1. Arena 'Pembunuhan' Pebulutangkis Top Dunia

Lee Chong Wei takluk di babak kedua Indonesia Open 2017.

Bila dibandingkan turnamen-turnamen level super series yang telah berlangsung di musim 2017 ini, mungkin tidak ada yang lebih 'angker' dari ajang Indonesia Open 2017 bagi sejumlah pebulutangkis dunia.

Di negara-negara lain, mereka mungkin boleh berbangga karena bisa merebut gelar juara. Namun, ketika ikut serta di Indonesia Open, mereka dipaksa bersiap dengan hasil-hasil yang tak terduga.

Bukti nyata dari hal itu pun dapat kita lihat di Indonesia Open 2017 ini. Sejak babak pertama, sejumlah pebulutangkis top dunia terpaksa angkat koper lebih cepat lantaran gagal merebut tiket ke babak selanjutnya.

Di nomor tunggal putra, tiga pebulutangkis yang pernah menduduki peringkat nomor satu dunia, yakni Lin Dan (China), Lee Chong Wei (Malaysia), dan Chen Long  (China) bahkan gagal merebut satu tempat di babak semifinal.

Lin Dan sudah tersingkir di babak pertama oleh Tzu Wei Wang (Taiwan), sementara Lee Chong Wei takluk dari wakil India, Prannoy Kumar di babak kedua. Chen Long sendiri sedikit lebih beruntung karena menembus babak perempatfinal. Sayang, langkahnya ke semifinal terhadang oleh Prannoy.

Lin Dan sudah terhenti di babak pertama Indonesia Open 2017.

Tak hanya nomor tunggal putra, pebulutangkis top dunia yang berlaga di nomor tunggal putri dalam Indonesia Open 2017 juga banyak yang tersingkir dan dipastikan gagal merebut gelar juara.

Mantan pebulutangkis nomor satu dunia asal Spanyol, Carolina Marin di Indonesia Open 2017 kali ini membuat banyak publik terkejut. Bayangkan saja, di babak pertama ia berhasil disingkirkan seorang pebulutangkis China, Chen Xiaoxin.

Serupa dengan Marin, Tai Tzu Ying yang saat ini tercatat sebagai pebulutangkis peringkat satu dunia dan juga juara bertahan Indonesia Open 2016 gagal mengulang kesuksesannya. Menghadapi Nitchaon Jindapol di perempatfinal, Tzu Ying harus takluk tiga set dengan skor akhir 19-21, 21-8, dan 17-21.

Rekor kemenangan Tai Tzu-ying terhenti di Indonesia Open 2017.

Kekalahan itu pun secara otomatis mengakhiri rekor kemenangan beruntun Tzu Ying. Ya, sejak November 2016, wanita kelahiran 20 Juni 1994 itu tercatat belum sekali pun menuai kekalahan hingga berimbas pada enam gelar juara yang diperolehnya (Hongkong Open 2016, Dubai Open 2016, All England 2017, Malaysia Open 2017, Singapore Open 2017, dan Kejuaraan Asia 2017).

Sayangnya, keangkeran Indonesia Open juga berimbas kepada para pebulutangkis Tanah Air. Contohnya seperti yang dialami oleh pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Kevin/Marcus secara mengejutkan kandas di babak pertama Indonesia Open 2017.

Menjadi unggulan pertama dalam turnamen, Kevin/Marcus secara mengejutkan takluk di babak pertama oleh pasangan Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen lewat dua set langsung dengan skor akhir 16-21 dan 16-21.


2. Lahirnya Jawara Baru

Kidambi Srikanth menjadi salah satu juara di Indonesia Open 2017.

Pada ajang Indonesia Open 2016 lalu, Lee Chong Wei berhasil merebut gelar juara di nomor tunggal putra, sementara Tai Tzu Ying berhasil juara di nomor tunggal putri.

Untuk nomor ganda putra, gelar juara berhasil direbut Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong asal Korea Selatan dan gelar juara ganda putri direbut oleh pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Di nomor ganda campuran, pasangan China, Xu Chen/Ma Jin berhasil mempertahankan status juara bertahannya dengan kembali menang di Indonesia Open 2016.

Sayangnya, di ajang Indonesia Open 2017 kali ini, nama-nama tersebut dipastikan tidak akan bisa lagi mengulang sejarah. Pasalnya, di babak final Indonesia Open 2017 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, muncul nama-nama yang akan menjadi juara baru.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir jadi satu-satunya wakil Indonesia di final Indonesia Open 2017.

Final tunggal putra diisi pertandingan antara Kazumasa Sakai (Jepang) melawan Kidambi Srikanth. Di nomor tunggal putri, akan menyajikan laga antara Sayaka Sato (Jepang) yang menghadapi Sung Ji-hyun (Korea Selatan).

Pertandingan ganda putra ditempati pasangan China, Li Junhui/Liu Yuchen yang menghadapi pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Sedangkan pertandingan antara Chan Ye-na/Lee So-hee (Korea Selatan) melawan Chen Qingchen/Jia Yifan dari China akan mewarnai laga final nomor ganda putri.

Untuk nomor ganda campuran sendiri, satu-satunya wakil Tanah Air yang tersisa, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhadapan dengan pasangan China, yang jadi unggulan pertama, Zheng Siwei/Chen Qingchen.

Perlu diketahui siapapun peserta babak final yang telah disebut di atas, akan mencetak sejarah baru. Pasalnya, mereka semua tercatat belum pernah meraih gelar jaura di ajang Indonesia Open.


3. Kehadiran Wasit 'Peleleh' Hati

Iris Metspalu menjadi wasit yang paling menarik perhatian selama parhelatan Indonesia Open 2017.

Kebanyakan orang memilih untuk menonton langsung laga Indonesia Open 2017 lantaran ingin melihat aksi-aksi para pebulutangkis terbaik dunia.

Namun, untuk ajang kali ada satu sosok yang menjadi sorotan tersendiri selain kehadiran para pebulutangkis yang berlaga. Sosok tersebut adalah salah satu wasit wanita asal Estonia yang memiliki paras cantik bernama Iris Metspalu.

Iris sendiri bukan wasit utama dalam ajang Indonesia Open 2017. Namun, wajah cantik khas wanita-wanita Eropa ditambah rambut pirang yang dimilikinya kerap membuat banyak penonton tidak kuasa melepas pandangan darinya.

Iris Metspalu saat memimpin salah satu pertandingan di Indonesia Open 2017.

Tidak hanya penonton, bahkan para awak media dan fotografer yang meliput ajang Indonesia Open 2017 pun kerap dibuat sulit untuk fokus karena terpana dengan kecantikan seorang Iris.

"Wasitnya sangat cantik. Jarang-jarang ada wanita cantik yang mau jadi wasit. Ini hiburan sendiri di samping perjuangan pebulutangkis di Indonesia Open," tutur Adi Prasetya Nugroho, salah satu awak media kepada INDOSPORT.

Terlepas dari paras cantik yang dimilikinya, Iris sendiri bukanlah wasit sembarangan. Pasalnya, ia adalah salah satu umpires yang masuk dalam jajaran BWF Accredited Umpires asal Eropa yang memiliki jam terbang sangat mumpuni.

Ia dikabarkan lulus sertifikasi BWF pada 2015 lalu bersama tiga rekannya David Schwerin, Jan Andersson, dan Artur Zaluzhnoi. 


4. Munculnya Idola Baru Asal Thailand

Nitchaon Jindapol, salah satu pebulutangkis wanita Thailand.

Dahulu, mantan pebulutangkis nomor satu dunia asal Spanyol, Carolina Marin bisa dibilang menjadi salah satu sosok yang menjadi diva dunia bulutangkis. Namun, posisi tersebut nampaknya sudah tergantikan oleh sosok pebulutangkis muda Thailand, Nitchaon Jindapol.

Salah satu ekspresi Nitchaon Jindapol.

Ya, pebulutangkis kelahiran 31 Maret 1991 itu kini menjadi sosok yang paling menarik perhatian di sepanjang perhelatan Indonesia Open 2017.

Berkat paras cantik wanita khas Asia yang dimilikinya, Jindapol pun kebanjiran permintaan untuk berfoto bersama. Bahkan sejumlah awak media pun tidak luput untuk berlomba-lomba meminta foto bareng dengan Jindapol.

Nitchaon Jindapol melakukan penghormatan terakhir kepada para penonton di JCC Senayan.

Sayangnya, langkah Jindapol di Indonesia Open 2017 harus terhenti di babak semifinal. Cedera lutut yang dialami, memaksa dirinya mengakui keunggulan pebulutangkis Jepang, Sayaka Sato.


5. Mathias Boe Jadi 'Public Enemy'

Selebrasi Mathias Boe usai meraih kemenangan di babak semifinal Indonesia Open 2017.

Semenjak mengalahkan pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di babak semifinal Singapore Open 2017, wakil Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen bisa dibilang menjadi sosok yang kurang begitu disukai oleh masyarakat pencinta bulutangkis Indonesia.

Namun, bukannya berusaha untuk memperbaiki citra buruk tersebut, Mathias/Mogensen nampaknya justru menikmati momen saat dirinya menjadi public enemy bagi masyarakat Indonesia.

Hal tersebut terbukti ketika mereka berhasil memastikan satu tempat di babak final Indonesia Open 2017, setelah mengalahkan pasangan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak semifinal pada Sabtu (17/06/17).

Kala itu, Mathias secara mengejutkan berbalik ke arah penonton, menjatuhkan raketnya, dan menggoyangkan bokongnya seakan mengejek.

Penonton pun langsung menyoraki pasangan Denmark itu. Namun Boe malah semakin menjadi. Ia lalu meletakkan kedua tangannya di telinga, seakan meminta penonton untuk meneriakinya lebih kencang.

Terbaru, sebelum melakoni babak final, Mathias melalui akun Instagram pribadinya, @mathias.boe, pebulutangkis kelahiran 11 Juli 1980 itu menuliskan kalimat yang memancing emosi masyarakat Indonesia.

"Akhirnya babak final. Untuk semua orang yang membenci saya, Anda mengejek nama saya, memberi ancaman, dan menghina negara saya dengan menyanyikan Go Home Denmark Go Home."

"Saya merasa tidak begitu dihargai, padahal saya memberi yang terbaik ketika berada di lapangan dan melakukan gerakan tarian sebagai bentuk selebrasi. Apakah Anda sudah kehilangan sesuatu? Ini merupakan standar ganda di level berikutnya," tulis pria berpostur 185 cm tersebut.

Indonesia OpenIndonesia Open 2017

Berita Terkini