Menang di Laga Perdana All England, Tontowi/Winny Merasa Tak Maksimal

INDOSPORT.COM - Salah satu pasangan bulutangkis yang harus berhadapan dengan sesama wakil Indonesia di All England 2019, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, sukses meraih kemenangan perdana di babak pertama, Kamis (07/02/19).

Dalam pertandingan yang menjadi debut Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow di All England itu, mereka menaklukkan  sesama pasangan Indonesia, Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, dengan skor 21-7, 21-18.

Pasangan yang baru diduetkan kembali usai pensiunnya Liliyana Natsir itu menang melalui kombinasi agresifitas Winny di depan net dan dipadukan dengan serangan tajam Tontowi.

Meski menang, Tontowi mengakui bahwa permainan mereka sempat menurun di set kedua. Sebuah hal yang ditekankannya pantang untung kembali terulang di babak-babak berikutnya nanti.

"Di pertandingan tadi kami bermain cukup baik, kami banyak menekan lawan. Di game kedua, agak menurun. Seharusnya bisa dapat poin malah tidak bisa dapat poin dan membuat kesalahan sendiri. Ini jadi pelajaran buat kami, kalau sudah unggul tidak boleh 'jorok' mainnya," jelas Tontowi, seperti dimuat halaman resmi Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI).

1. Winny Oktavina Kandow Masih Lengah

Sementara itu Winny Oktavina Kandow yang menjadi pasangan baru Tontowi Ahmad mengaku masih belum mampu menunjukkan penampilan terbaiknya, sekali pun menang di pertandingan ini.

Winny mengaku bahwa dirinya masih kurang fokus dan masih mudah lengah sehingga sering kehilangan poin sendiri di laga menghadapi Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.

"Ketenangan saya masih kurang dan gampang mati sendiri, masih gampang lengah. Waktu sudah unggul, mati satu, mati satu ya sudah begitu terus," ujar Winny.

Soal masalah Winny tersebut, Tontowi sebagai pemain yang lebih senior pun mengaku maklum. Terlebih mereka merupakan pasangan yang baru dua kali menjalani turnamen sebagai pasangan ganda campuran.

"Fokusnya juga dari ketenangan memang beda ya (dengan Liliyana). Kami kan baru ikut dua turnamen, jadi chemistry dan kekompakannya belum begitu padu," jelas Tontowi.