x

Fitriani yang Sering Alami Nasib Pahit di Kejuaraan Bulutangkis Dunia, Ada Apa?

Rabu, 24 Juli 2019 19:01 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
Fitriani, tunggal putri Indonesia.

INDOSPORT.COM - Menjadi satu di antara dua tunggal putri terbaik Indonesia saat ini, Fitriani sering gagal di turnamen bulutangkis dunia, apa penyebabnya?

Menduduki peringkat 31 di dunia saat ini, tak bisa ditampik bahwa Fitriani merupakan salah satu pebulutangkis tunggal putri terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Posisi mojang Garut 20 tahun itu hanya kalah dari Gregoria Mariska Tunjung yang saat ini menghuni peringkat 16 dunia.

Dalam catatan prestasi, meski tak bisa dibilang mengkilap, Fitriani sebenarnya juga tak buruk-buruk amat. Setidaknya empat medali perunggu di nomor beregu dan satu emas perorangan sukses diraihnya dalam dua tahun ke belakang ini.

Mulai dari perunggu di Badminton Asia Team Championships 2018 dan 2019, Sudirman Cup 2019 hingga yang paling bergengsi di Asian Games 2018. Fitriani juga sempat meraih juara di Thailand Master 2019.

Catatan Hasil Fitriani di berbagai kejuaraan bulutangkis dunia dua tahun kebelakang. 
Baca Juga

Namun dari semua catatan tersebut, Fitriani memang lebih banyak menghiasi perjalanan karier seniornya dengan kekalahan di babak-babak awal berbagai kejuaraan dunia.

Paling baru, di babak pertama Japan Open 2019. Fitriani harus angkat koper sejak putaran pertama, karena kalah dua set langsung dari pebulutangkis China, Chen Yufei, 5-21 dan 19-21.


1. Penyebab Kekalahan Fitriani di Kejuaraan Bulutangkis Dunia

Fitriani vs Rachanok Intanon

Meski menjadi salah satu pebulutangkis tunggal putri terbaik Indonesia, nama Fitriani memang belum layak untuk disandingkan sebagai pebulutangkis elite putri yang ada di dunia saat ini. Kenyataan itu tak lepas dari melorotnya prestasi Indonesia secara keseluruhan di nomor tunggal putri dan ganda putri.

Namun lebih jauh apa yang dialami Fitriani di berbagai kejuaraan dunia bisa sebenarnya tak lepas dari dirinya pribadi. Fitriani kerap kali tampil tidak dalam kondisi terbaiknya dalam sebuah pertandingan.

Di putaran pertama Indonesia Open 2018 misalnya. Kalah dari pebulutangkis Thailand Ratchanok Intanon, 21-8 dan 21-16 hanya dalam tempo 36 menit, Fitriani terlihat sedang dalam masalah kepercayaan diri yang kurang bagus.

Hal itu terbaca oleh legenda tunggal putri yang juga Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, yang menyebut masalah Fitriani juga akan menjadi perhatian khusus mereka.

Baca Juga

"Sepertinya kepercayaan diri dia (Fitriani) sedang menurun, jadi memang pastinya ini jadi suatu pekerjaan rumah juga buat kami. Karena memang untuk bisa menemukan kekurangan Fitiani agak sulit," terang Susy Susanti, dikutip dari CNN.

Pelatih Fitriani, Minarti Timur juga sempat mengungkapkan hal yang sama ketika anak asuhnya kalah melawan Ratchanok Intanon di Piala Uber 2018.

"Fitriani dalam dua hari terakhir, tidak terlalu bagus. Feeling-nya tidak enak. Memang dari cara mainnya pede-nya yang hilang, turun banget, rada down dia," ungkap Minarti di hadapan wartawan saat itu.

Namun setahun berselang, perubahan juga terlihat tak berjalan maksimal. Fitriani lagi-lagi harus angkat koper sejak putaran pertama Indonesia Open 2019.

Kalah dari pebulutangkis China Chen Yufei, Fitriani bahkan mengakui sendiri bahwa dirinya tak fokus dalam pertandingan tersebut.

“Di game pertama saya kurang lepas mainnya jadi defense-nya juga kurang rapat. Yufei mengontrol permainan saya dari awal dengan baik," tukasnya lewat halaman resmi PBSI.


2. Keterbukaan dan Tekanan Media Sosial

Fitriani menjadi juara tunggal putri di Thailand Masters 2019.

Bicara mengenai masalah kepercayaan diri, yang juga berkaitan dengan mental memang bukan perkara mudah.  Seusai Indonesia Open 2018, Susy Susanti yang sudah menyadarinya adanya masalah kepercayaan diri dalam diri Fitriani, bahkan sempat mengeluhkan satu hal. Yakni sifat tertutup yang ada pada diri wanita 155 cm itu.

"Fitriani sifatnya agak tertutup," ungkap Susy.

Selain itu Susy juga menduga adanya pengaruh dari media sosial yang mengarah negatif kepadanya, juga memberikan andil yang tak kalah penting.

"Mungkin karena banyaknya kritikan dari sosial media," kata Susy menambahkan.

Baca Juga

Perihal banyaknya kritikan di media sosial tersebut, Susy juga berharap penggemar bulutangkis Indonesia bisa bersabar dengan Fitriani. Karena bagaimanapun sata ini Fitriani masih dalam usia yang sangat muda, 20 tahun. 

Masih banyak waktu untuknya bisa berkembang lebih pesat. Susy mengambil contoh dua legenda bulutangkis Indonesia Joko Suprianto dan Hendrawan yang baru mencapai prestasi gemilang di usianya yang sudah semakin matang.

"Ada pebulutangkis yang cepat naik ke papan atas dunia. Contohnya saya, Mia (Audina), (Haryanto) Arbi."

"Tapi ada yang butuh waktu lama seperti Mas Joko (Suprianto) atau Hendrawan yang baru matang di usia 27-an. Nah, jadi memang tetap harus memberikan semangat yang positif pada atlet," ucap Susy.

Pada akhirnya, seperti banyak pecinta bulutangkis Indonesia, Fitriani tentu sadar dengan capaiannya saat ini. Dan sudah pasti dirinya akan terus berusaha memperbaiki.

Sebaliknya, sebagai pecinta bulutangkis Indonesia, harapan besar ke Fitriani seyogianya ditunjukan dengan terus memberikan dukungan postif, bukan lantas memberikan tekanan, yang justru bisa berdampak negatif ke prestasi salah satu altlet bulutangkis putri terbaik Indonesia tersebut.

Susy SusantiRatchanok IntanonFitrianiIndonesia OpenChen YufeiRaket

Berita Terkini