x

Penusukan Monica Seles 1993, Insiden yang Ubah Wajah Dunia Tenis

Jumat, 12 Juni 2020 18:46 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Arum Kusuma Dewi
Monica Seles, petenis yang ditikam saat bermain di Jerman.

INDOSPORT.COM - Mengenang kembali aksi penusukan yang dialami Monica Seles pada tahun 1993 silam, salah satu insiden yang merubah wajah tenis dunia.

Jauh sebelum era Serena Williams, Angelique Kerber, hingga Ashleigh Barty menguasai panggung WTA, dunia tenis putri sempat dikuasai dua tunggal berbeda negara dan menjadi rival abadi pada tahun 80 hingga pertengahan 90-an.

Mereka adalah Monica Seles dan juga Steffi Graf. Keduanya silih berganti mengakuisisi peringkat pertama WTA dari tahun 1987 hingga 1996.

Baca Juga
Baca Juga

Selama periode tersebut, Steffi Graf berhasil unggul dengan delapan kali menduduki ranking pertama sedangkan Monica Seles hanya tiga kali mengkudetanya.

Persaingan abadinya dengan Steffi Graf menjadi hiburan yang sangat dinikmati oleh pecinta tenis saat itu. Tidak jarang jika laga final yang mempertemukan keduanya selalu ramai disaksikan.

Total kedua atlet tenis putri dunia ini telah bertemu dalam enam pertandingan final ajang Grand Slam, di mana keduanya saling mengalahkan dengan total tiga kemenangan untuk Monica Seles dan sisanya diraih Steffi Graf.

Saat masih aktif bermain, Monica Seles berhasil meraih sembilan gelar Grand Slam serta satu medali perunggu pada ajang Olimpiade Sydney tahun 2000 silam.

Salah satu pertandingan final Grand Slam yang semakin melambungkan nama Monica Seles dan menjadi awal rivalitas sengitnya dengan Steffi Graf adalah gelaran French Open tahun 1990.

Dalam pertandingan tersebut, untuk pertama kalinya Monica Seles berhasil meraih gelar Grand Slam dan lawan yang ia kalahkan adalah Steffi Graf lewat skor 7–6(8–6) dan 6–4.

Berkat kemenangan tersebut, untuk kali pertama dalam karir Monica Seles ia sukses meraih peringkat tertinggi WTA sekaligus mengkudeta Steffi Graf yang sempat berkuasa sejak tahun 1987.

Monica Seles sempat mempertahankan ranking pertama WTA selama dua tahun, namun Steffi Graf yang berhasil meraih tiga grand slam dari tangan Monica kembali menduduki puncak peringkat hingga tahun 1996.

Tingginya tensi persaingan Monica Seles dan Steffi Graf tidak hanya terjadi di lapangan, bahkan fans kedua atlet tenis ini pun kerap terlibat perselisihan demi mendukung atlet favorit mereka.

Baca Juga
Baca Juga

Bahkan salah satu fans Steffi Graf sempat melakukan aksi nekat hingga melukai Monica Seles yang sedang bertanding. Alasannya, sang fans tidak menyukai Monica Seles yang sukses mengkudeta Steffi Graf di peringkat pertama WTA.

Lantas seperti apa kisah nekat suporter fanatik yang membuat wajah tenis dunia berubah saat itu? Lebih lengkapnya berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulasnya.


1. Fanatisme Berujung Penusukan

Monica Seles di acara Laureus Awards 2010.

Insiden kurang terpuji tersebut terjadi pada tahun 1993 silam, tepatnya saat Monica Seles menjalani partai perempat final Citizen Cup yang berlangsung di Hamburg, Jerman.

Walau Seles saat itu masih berusia 19 tahun, namun ia sudah menyandang status petenis top dunia dengan delapan gelar Grand Slam serta menduduki peringkat pertama WTA.

Tidak ada yang menduga bahwa laga yang berlangsung pada tanggal 30 April itu bakal menjadi hari yang buruk buat Seles. Apalagi sang petenis mengawali pertandingan dengan penuh keyakinan sejak awal set.

Baca Juga
Baca Juga

Saat jeda set kedua, Monica Seles yang menghadapi petenis Bulgaria, Magdalena Maleeva, berhasil unggul 4-3. Di tengah masa istirahatnya, seorang pria Jerman bernama Guenter Parche (38) berhasil menyusup ke area lapangan. 

Dari arah belakang, dia kemudian menusuk punggung bagian atas Seles menggunakan pisau dapur. Meski sempat berdiri dan dibantu orang sekitar, Seles langsung jatuh sambil memegangi punggungnya.

Dikabarkan akibat tusukan itu, Monica Seles menderita luka sedalam 1,5 cm. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, sedangkan Parche langsung diamankan saat itu juga.

Dilansir laman The Australian, motif penyerangan tersebut didasari atas fanatisme Parche terhadap Steffi Graf yang sama-sama berkewarganegaraan Jerman. Ia tidak rela peringkat dunia Graf disalip oleh Seles. 

Usai kasusnya disidangkan, Parche diketahui tengah mengalami gangguan mental hingga membuatnya cinta berlebihan pada Graf dan begitu membenci Seles.

Akibat kasus tersebut, Seles merasa trauma terlebih saat mengetahui bahwa sang pelaku hanya diberikan hukuman percobaan selama dua tahun. Ia pun tidak pernah lagi mau bertanding di Jerman.

Rasa trauma yang dialami Seles sampai membuatnya absen dua tahun, dan baru comeback kembali pada Juli 1995 dalam sebuah laga eksibisi di Atlantic City Convention Center.

Baca Juga
Baca Juga

Namun penampilannya tidak lagi sama saat sebelum insiden penusukan, performanya menurun drastis dan cuma bisa meraih satu gelar Grand Slam pada ajang Australia Open 1996.

Andai aksi Guenter Parche tidak terjadi, mungkin Monica Seles masih bisa menguasai peringkat pertama WTA hingga beberapa tahun kedepan mengingat usianya saat itu belum genap 20 tahun.

WTASteffi GrafRaketprofilTenisBerita TenisMonica Seles

Berita Terkini