x

Resmi Pensiun, Ini 5 Fakta Terlupakan dari Legenda Bulutangkis China Lin Dan

Sabtu, 4 Juli 2020 18:31 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
Tunggal China, Lin Dan dikalahkan tunggal Taiwan, Chou Tien Chen dengan rubber set 22-24, 21-17 dan 21-13 pada babak ketiga Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Kamis (18/07/19). Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT

INDOSPORT.COM – Setelah dua puluh tahun berkarier, Lin Dan akhirnya meumutuskan untuk pensiun sebagai pebulutangkis hari ini, Sabtu (04/07/20). Berikut 5 fakta terlupakan dari tunggal putra China tersebut.

20 tahun menjalani karier di kancah bulutangkis dunia sejak tahun 2000, Lin Dan akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain hari ini, Sabtu (04/07/20).

Baca Juga
Baca Juga

Dengan usia yang sudah tak muda lagi, menjadi sangat masuk akal jika kemudian Lin Dan akhirnya memutuskan pensiun saat ini. Apalagi dirinya kini juga merupakan satu-satunya tunggal putra tersisa dari generasi terbaik sedekade lalu, bersama Peter Gade, Taufik Hidayat, dan Lee Chong Wei yang sudah lebih dulu memutuskan pensiun.

Selain itu jika melihat raihan prestasi, sudah rahasia umum bahwa Lin Dan merupakan salah satu, atau bahkan satu-satunya pebulutangkis terbaik dunia yang pernah ada, dengan gelar lengkap Super Grand Slam dari sembilan turnamen bergengsi dunia. Sehingga rasanya tak ada lagi yang perlu dikejar dalam kariernya.

Namun jika prestasi Lin Dan itu sudah menjadi rahasia umum, sebenarnya ada beberapa fakta lainnya dari tunggal putra China itu, yang mungkin kini banyak terlupakan oleh pecinta bulutangkis dunia.

Untuk itu, menyambut pensiunnya sang Super Dan, berikut INDOSPORT rangkumkan lagi lima fakta terlupakan dari sosok Lin Dan.

Peringkat Satu Dunia di Usia 20 Tahun

20 tahun hingga menjadi legenda hidup bulutangkis China dan dunia saat ini, Lin Dan terhitung cukup cepat menanjak pada awal kariernya.

Bahkan di usia yang baru 19 tahun saat itu, Lin Dan sudah bisa menjadi pebulutangkis berperingkat dua dunia. Itu terjadi pada akhir Juni 2002, pasca dirinya bertanding di Malaysia Open, yang sebenarnya tak bisa berujung raihan juara.

Tak butuh waktu lama setelah itu. Lin Dan yang akhirnya meraih gelar perdana di level senior dalam turnamen Korea Open 2002, bisa naik sebagai peringkat satu dunia pada awal tahun 2004.

Usai di tahun 2003 dirinya bisa meraih tiga gelar juara secara beruntun, di German Open, Denmark Open, dan Hong Kong Open.

Saat menjadi pebulutangkis peringkat satu dunia itu, Lin Dan yang lahir pada 14 Oktober 1983, tercatat baru berusia 20 tahun.

Ubah Gaya Pegang Raket

Dalam 20 tahun perjalanan suksesnya di dunia bulutangkis, mungkin banyak orang yang belum tahun bahwa Lin Dan sempat melakukan perubahan signifikan dalam gaya permainannya. Khususnya dalam hal memegang raket.

Itu terjadi tepat pasca Olimpiade Athena 2004, di mana kala itu dirinya harus tersingkir sejak putaran pertama. Entah berkaitan dengan hasil buruk di Olimpiade itu atau tidak. Namun setelah itu Lin Dan yang sebelumnya kerap memegang raket pada bagian pertengahan hingga ke atas raket grip, selayaknya pemain ganda, mulai mengubah gaya pegangan raketnya.

Baca Juga
Baca Juga

Pasca Olimpaide 2004 itu, Lin Dan kini memegang raket dengan memberikan genggaman menyentuh bagian terendah dari gagang pegangan. Sehingga membuat dirinya bisa lebih mudah melakukan pukulan smash dengan sudut yang lebih curam.

Dengan pegangan tersebut, gaya permainan Lin Dan terbukti lebih agresif. Setidaknya sampai tahun 2008, ketika dirinya yang mulai senior lebih memilih bermain lebih tenang dan mengandalkan pukulan yang terukur, alih-alih memberikan smash tajam.


1. 5 Fakta Terlupakan Lin Dan

Legenda bulutangkis China, Lin Dan.

Latar Belakang Tentara

Mulai menekuni bulutangkis sejak usia lima tahun, Lin Dan kemudian bisa memenangi Kejuaraan Junior tingkat nasional pada usia 12 tahun.

Dan sejak saat itulah kemudian Lin Dan mendapatkan pelatihan khusus oleh Tim Olah Raga Tentara Pembebasan Rakyat China.

Pelatihan tersebut juga yang akhirnya bukan hanya membawa Lin Dan menjadi salah satu pebulutangkis terbaik di dunia. Namun juga berhak membawanya mendapatkan status sebagai salah satu anggota tentara Pembebasan Rakyat China.

Tak main-main, sebagai tentara Lin Dan bahkan sempat menyandang jabatan sebagai Perwira, sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar, menjadi warga sipil sejak tahun 2015 silam.

Tato

Di luar kehidupannya sebagai pebulutangkis, Lin Dan adalah pria yang menggemari seni rajah tubuh atau tato. Tercatat setidaknya ada lima tato yang menghiasi beberapa bagian tubuh suami Xie Xingfang itu.

Mulai dari lengan kirinya yang  bertato salib, lengan bawahnya dihias lima bintang, huruf "F" ganda di lengan kanan bawahnya, inisial "LD" di belakang lehernya, hingga tulisan ‘until the end of world’ pada lengan kanan atasnya.

Tato tulisan ‘until the end of world’ atau berjuang hingga akhir dunia itu juga yang menjadi menarik, sebab bisa dikatakan kata-kata itu adalah kalimat favorit yang juga menjadi moto hidup seorang Lin Dan.

Sebab bukan hanya dijadikan sebagai tato, namun kalimat ‘until the end of world’ itu juga dijadikan Lin Dan sebagai judul bukunya di tahun 2012 silam, yang sekaligus menandai kiprahnya 12 tahun di dunia bulutangkis.

Gelar Master

Selain latar belakng tantara, kesukesan Lin Dan di dunia bulutangkis juga diimbanginya dengan capaian di bidang akademik yang juga cukup baik.

Tercatat Lin Dan adalah pebulutangkis pertama China yang memiliki gelar Akademik Master. Usai dirinya menyelesaikan thesis berjudul berjudul ‘On The Badminton World Strategy’ di jurusan Administrasi Publik Universitas Huaqiao pada tahun 2012.

Namun gelar Master yang didapat Lin Dan itu juga sempat menjadi perdebatan. Apakah benar bahwa Lin Dan menyelesaikan kuliahnya dan menyusun sendiri thesisnya, mengingat saat itu dirinya sedang sibuk-sibuknya sebagai pebulutangkis tunggal putra papan atas dunia yang pasti tak memiliki banyak waktu luang.

ChinaLin DanTunggal PutraRaketTRIVIABulutangkisBerita Bulutangkis

Berita Terkini