x

BWF Kenang Foo Kok Keong, Pemain Malaysia Momok Menakutkan Alan Budikusuma dan Ardy B Wiranata

Senin, 24 Agustus 2020 16:42 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
Aksi heroik Foo Kok Keong, tunggal putra Malaysia yang menjadi pahlawan mampu mengalahkan andalan Indonesia, Alan Budikusuma di final terus dikenang.

INDOSPORT.COM - Sudah 28 tahun berlalu semenjak kejayaan Malaysia menjadi juara di ajang Piala Thomas 1992. Namun aksi heroik Foo Kok Keong, tunggal putra Malaysia yang menjadi pahlawan mampu mengalahkan andalan Indonesia, Alan Budikusuma di final terus dikenang.

Stadium Negara bergemuruh saat menjadi saksi bisu kejayaan Malaysia mengalahkan Indonesia di partai final Piala Thomas 1992. Penampilan Foo Kok Keong menjadi perhatian karena ia yang berstatus underdog mampu tampil trengginas melibas Alan Budikusuma.

Baca Juga
Baca Juga

Foo tampil sebagai pemain tunggal putra kedua setelah pemain andalan Malaysia, Rashid Shidek mampu mengalahkan Alan yang dalam beberapa bulan ke depan sukses mendapatkan medali Olimpiade.

"Buat saya kemenangan tersebut di luar harapan karena di atas kertas Alan unggul dalam segala hal apalagi dalam tahun itu ia akhirnya dapat emas Olimpiade, namun bermain di rumah sendiri saat itu sangat menyenangkan meskipun angin bertiup cukup kendang di Stadium Negara," ujar Foo Kok Keong seperti dilansir dari laman resmi BWF.

"Saya senang bermain melawan Alan, terutama karena pemain Indonesia mampu tampil bagus di lapangan berangin karena mereka punya smash yang keras, tapi saya mampu mengontrol bola saat itu. Kemenangan yang sangat saya ingat dan menjadi sejarah untuk kami semua," tambahnya.

Dikenal sebagai pemain yang sangat ulet, Foo menyimpan memori saat menghadapi lawan berat dari Indonesia. Foo sangat ingat pertandingan tersulit yang pernah dimainkannya adalah saat melawan Ardy B Wiranata di semifinal Malaysia Open 1991.

Pertandingan tersebut berlangsung selama dua jam dalam kondisi cuaca yang terik. Ardy B Wiranata berhasil meraih match point dengan skor 14-12, tetapi Foo tetap bermain ngototo dan akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan menang dengan skor 12-15 15-8 17-14.

Kemenangan yang dibayar mahal karena laga melawan Ardy benar-benar menguras stamina Foo. Ia bahkan kelelahan hingga akhirnya menyerah di pertandingan final saat melawan rekan senegaranya, Rashid Sidek.

Baca Juga
Baca Juga

“Saya bermain melawan Ardy Wiranata selama hampir dua jam. Ardy bahkan sampai muntah, lalu saya juga ikut muntah. Akhirnya, saya menang 17-14. Itu adalah sejarah, saya tidak bisa melupakannya," kenang Foo.

Sepanjang kariernya sebagai tunggal putra Malaysia, Foo Kok Keong sukses membawa Tim Malaysia menembus final Piala Thomas empat kali berturut-turut sepanjang tahun 1988-1994. 

Foo juga memenangkan banyak gelar individu, termasuk gelar juara di Singapore Open dan French Open pada tahun 1990, lalu runner-up di All England, Malaysia Open, World Grand Prix Finals, World Cup, dan Commonwealth Games.


1. Gantung Raket

Atlet bulutangkis senior Indonesia, Ardy B. Wiranata

Setelah pensiun di tahun 1994, Foo Kok Keong menggeluti bisnis dan dan menjadi brand ambassador produk kebugaran. Bersama Rashid Sidek dan Cheah Soon Kit, Foo juga meluncurkan program bernama MatchPoint untuk membantu anak-anak kurang mampu bermain bulutangkis.

"Kami telah bekerja sama dengan RotaryKasih, kami memilih pemain muda yang kurang mampu dengan bakat dan melatih mereka. Kami telah mengidentifikasi beberapa pemain. Rotary mendukung para pemain untuk bermain dan belajar," ujar Foo.
 
"Beberapa dari pemain ini adalah yatim piatu, mereka bahkan tidak memiliki raket atau sepatu. Kami memberi pemahaman ke mereka mengenai karier menjadi atlet olahraga dan saling bergabi pengalaman dan juga nasihat," tambahnya.

Meski sudah gantung raket, Foo Kok Keong mengaku masih mengamati perkembangan bulutangkis masa kini. Foo mengaku kagum dengan para pemain Jepang yang mampu tampil dominan di kancah badminton.

Walau salut dengan Jepanh, Foo justru mengagumi atlet bulutangkis yang bukan berasal dari Negeri Sakura. Tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying merupakan pebulutangkis zaman now yang jadi idola Foo.

"Satu-satunya hal yang ingin saya ketahui adalah bagaimana para pemain Jepang bisa begitu fit dan kuat. Itu yang perlu kita pelajari. Bagaimana mereka berlatih, bagaimana mereka menjadi begitu bugar dan bertahan begitu lama.
 
"Sekarang durasi pertandingan menjadi begitu lama, reli berlangsung dengan 60 atau 70 shots, tetapi mereka juga mempertahankan kecepatan, yang tidak mudah. Ini yang harus kita pelajari."

Piala ThomasArdy B WiranataAlan Budikusuma

Berita Terkini