x

Ada Ratu Bulutangkis Afrika, 5 Pemain yang Sedang Jalani Hukuman BWF

Minggu, 10 Januari 2021 09:42 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi

INDOSPORT.COM – Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) tak segan-segan menindak tegas berbagai pelanggaran yang mencederai sportivitas. Ada dua kasus besar yang sering ditemui di bulutangkis, yakni match fixing atau manipulasi pertandingan serta doping.

Para pemain bulutangkis yang terbukti melanggar statuta BWF pun akan menerima hukuman sesuai dengan berat pelanggaran yang dilakukan. Bahkan ada pula yang harus rela karier bulutangkisnya berakhir karena terbukti melakukan dosa berat.

Baca Juga
Baca Juga

Salah satunya adalah pemain Jepang, Kenichi Tago. Ia bersama Kento Momota sempat dilarang beraktivitas di dunia bulutangkis usai kedapatan melakukan judi. Momota sudah bebas dari hukuman dan kembali bertanding. Sementara Tago yang sempat diskors dalam waktu yang tidak ditentukan, sudah dicabut hukumannya pada November 2020 lalu.

Berikut ini INDOSPORT mengulas lima pemain bulutangkis yang masih menjalani hukuman larangan bermain dari BWF hingga batas waktu yang telah ditentukan.

Chen Lu

Chen Lu merupakan pemain spesialis ganda asal China. Ia pernah memenangkan China International Challenge di sektor ganda campuran pada 2016. Setahun kemudian, ia menjadi runner up di turnamen yang sama ketika bermain di ganda putri bersama Zhou Chaomin.

Namun kariernya harus terhenti sementara usai ia terbukti melakukan pelanggaran terkait doping. Agensi Anti-Doping China (CHINADA) pun memberi sanksi Chen Lu larangan bermain selama satu tahun. Hukuman ini akan berakhir hingga 5 Februari 2021 mendatang.

Zulfadli Zulkiffli

Pemain asal Malaysia tersebut menerima hukuman terberat saat ini, yakni mendapat larangan bermain hingga 13 Januari 2038 nanti. Bahkan tak hanya bermain, ia pun dilarang mengikuti seluruh event kompetitif dan melakukan peran apa pun dalam bulutangkis, seperti melatih, menjadi wasit, masuk dalam staf administrasi maupun pengembangan.

Baca Juga
Baca Juga

Zulfadli Zulkiffli juga harus membayar denda sebesar Rp348 juta. Segala hukuman berat ini dibebankan kepada atlet berusia 27 tahun itu karena ia terbukti melakukan match fixing di sejumlah turnamen dalam periode 2013-2014. Pada 2018 lalu, BWF pun resmi menjatuhkan sanksi selama dua dekade untuk Zulfadli.


1. Tan Chun Seang

Kate Foo Kune, pebulutangkis asal Mauritius.

Sama seperti Zulfadli Zulkiffli, pebulutangkis Malaysia satu ini juga didakwa atas aksinya melanggar kode etik BWF berkaitan dengan taruhan. Namun sanksinya sedikit lebih ringan ketimbang rekan senegaranya itu.

Tan Chun Seang dilarang terlibat dalam berbagai kegiatan bulutangkis yang berada di bawah naungan BWF selama 15 tahun dan baru akan bebas pada 13 Januari 2033. Pebulutangkis berusia 34 tahun ini juga harus membayar denda sebesar Rp209 juta.

Baca Juga
Baca Juga

Kate Jessica Foo Kune

Pemain asal Mauritius ini menjadi pebulutangkis putri nomor wahid di kawasan Afrika dalam lima tahun terakhir. Namun sayang, kariernya tersandung masalah doping. Pengadilan Arbitrase Olahraga menolak klaimnya bahwa ia menjadi korban ketika botol air minumnya telah dimasukkan steroid di kejuaraan Afrika di Nigeria 2019 lalu.

Kate Foo Kune pun dilarang main hingga 4 September 20222 dan dipastikan akan melewatkan Olimpiade Tokyo tahun ini. Padahal di edisi Rio 2016, ia dipercaya sebagai pembawa bendera untuk tim Mauritius di upacara pembukaan.

Nikita Khakimov

Pebulutangkis Rusia ini harus menganggur selama lima tahun usai melakukan match fixing dan berkaitan dengan taruhan. BWF membuka sebuah investigasi ketika seorang whistleblower mengaku didekati Nikita Khakimov untuk memanipulasi hasil pertandingan di Kejuaraan Beregu Eropa 2018.

Baca Juga
Baca Juga

Khakimov akhirnya mendapat larangan beraktivitas di dunia bulutangkis hingga 12 Oktober 2025. BWF pun tidak menjatuhkan sanksi berupa denda karena di usianya yang menginjak 32 tahun ini, hukuman lima tahun sudah cukup membuatnya pensiun dini.

BWFRaketTRIVIABulutangkisBerita BulutangkisKate Foo KuneZulfadli Zulkiffli

Berita Terkini