x

Gara-gara Kasus Peng Shuai, WTA Tangguhkan Semua Turnamen di China

Kamis, 2 Desember 2021 23:10 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Peng Shuai pada pertandingan WTA Shenzhen Open 2020 melakukan selebrasi usai melawan Ekaterina Alexandrova.

INDOSPORT.COM - Asosiasi tenis perempuan (WTA) memutuskan untuk mengangguhkan semua turnamen di China setelah melihat kasus Peng Shuai.

Peng Shuai menyedot perhatian publik setelah menyuarakan tentang pelecehan seksual yang dialaminya. Atlet tenis asal China itu menyebutkan bahwa pelakunya adalah mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli.

Fakta tersebut diungkap oleh Peng Shuai dalam postingannya di media sosial. Akan tetapi setelah Peng buka suara, pemerintah China justru memilih untuk bungkam dan tidak menanggapinya.

Baca Juga
Baca Juga

Sontak respon pemerintah China langsung mengundang keprihatinan dari Asosiasi tenis perempuan. WTA kemudian memutuskan untuk menangguhkan semua turnamen tenis yang akan dilangsungkan di China.

Keputusan tersebut disambut baik oleh banyak pemain dan mantan pemain tenis. Meski demikian, WTA sendiri harus menanggung rugi dalam hal siaran dan sponsor.

Baca Juga
Baca Juga

"Bagaimana saya bisa meminta atlet kami untuk bertanding di sana ketika Peng Shuai tidak diizinkan untuk berkomunikasi secara bebas dan tampaknya telah ditekan untuk membantah tuduhan penyerangan seksualnya," ujar Steve Simon selaku kepala Eksekutif WTA, dilansir dari Reuters.

"Mengingat keadaan saat ini, saya juga sangat prihatin dengan risiko yang dapat dihadapi semua pemain dan staf kami jika mengadakan acara di China pada 2022," sambungnya lagi.


1. Dukungan WTA untuk Peng Shuai

Petenis profesional asal Tiongkok, Peng Shuai.

Keputusan WTA untuk menangguhkan turnamen muncul saat Beijing bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim dingin pada Februari mendatang.

Sementara, kelompok hak asasi global telah menyerukan pemboikotan Olimpiade Beijing atas catatan hak asasi manusia China.

Steve Simon yang menjabat sebagai kepala WTA pada 2015 mengatakan bahwa situasi Peng Shuai membutuhkan tanggapan.

"Jika orang-orang kuat dapat menekan suara perempuan dan menyapu tuduhan penyerangan seksual, maka dasar dimana WTA didirikan, kesetaraan untuk perempuan, akan mengalami kemunduran besar," kata Simon.

Petenis Amerika dan pendiri turnamen WTA, Billie Jean King termasuk di antara mereka yang mendukung keputusan WTA.

"WTA telah memilih untuk berada di sisi kanan sejarah dalam membela hak-hak para pemain. Ini adalah alasan lain mengapa tenis perempuan adalah pemimpin dalam olahraga wanita," ucap King.

WTAPeng ShuaiTenis

Berita Terkini