x

Kisah Cinta Bung Karno dan Fatmawati Berawal dari Lapangan Bulutangkis

Selasa, 25 Juli 2023 18:05 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Prio Hari Kristanto
Bulutangkis ternyata menjadi olahraga yang menyatukan Soekarno dan istrinya, Fatmawati, hal itu berawal dari pengasingan di Bengkulu pada 1938.

INDOSPORT.COM - Bulutangkis ternyata menjadi olahraga yang menyatukan Soekarno dan istrinya, Fatmawati. Itu berawal dari pengasingan di Bengkulu pada 1938.

Awalnya, Fatmawati yang merupakan anak pedagang sayur, Hassan Din, tinggal bersama keluarga Soekarno untuk melanjutkan sekolah. 

Dengan dibantu Soekarno akhirnya Fatmawati dapat diterima di RK Volkshool sekolah tertinggi di Bengkulu.

Seiring perjalanan waktu Fatma semakin akrab dengan keluarga barunya, khususnya dengan Soekarno sendiri. 

Soekarno mengenang Fatma sebagai gadis cantik manis dan anggun. Sehingga diam-diam jiwa muda presiden pertama RI itu bergelora.

Baca Juga

Fatmawati yang menjadi anak angkat Soekarno turut bergabung di dalam kelompok bulu tangkis yang dibentuk dengan nama Monte Carlo. 

Karena itu keduanya semakin dekat. Soekarno tak saja menjadi pelatih yang baik, tapi bertindak pula sebagai teman diskusi Fatmawati.

Baca Juga

"Aku senang dengan Fatmawati. Kuajari dia bermain bulutangkis. Dan dia kuajak berjalan-jalan di sepanjang pantai pesisir Bante Pandjang," kata Bung Karno dalam otobiografinya yang ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965).

Adapun tujuan Bung Karno membentuk perkumpulan bulutangkis adalah menyehatkan raga. Tapi juga ingin menyebarkan pesan anti-kolonialisme dan anti-imperialism. 

Dari bulutangkis, kedekatan Soekarno dan Fatmawati berlanjut sebagai teman belajar dan diskusi. 

Seminggu sekali, Bung Karno berkunjung ke rumah Fatmawati (ketika itu, keduanya sudah tinggal di rumah masing-masing) untuk mengajarinya bahasa Inggris.

Baca Juga

1. Soekarno Melamar Fatmawati

Soekarno-Hatta dan sepakbola Timnas Hindia Belanda.

Di sela-sela belajar, Bung Karno sering kali berdiskusi panjang dengan Fatmawati. Topiknya beragam, terkait kemerdekaan, filsafah, perkawinan dan poligami. 

Perasaan cinta pun terus tumbuh. Perasaan itu kemudian diungkap Bung Karno langsung kepada Fatmawati.

“Ketahuilah Fat aku bingung untuk menjawab pertanyaan ibuku di Blitar, berulang kali beliau menyurati kapan ia diberi cucu laki-laki. Aku dalam pembuangan. Hanya kaulah seorang jadi penghiburku".

"Jika aku berada di Jakarta dapat aku berunding dengan Moh. Husni Thamrin atau Mr. Sartono dan lain-lainnya. Siapa yang akan memiliki buku-buku yang kaum lihat di kamarku itu?” rayu Soekarno ditulis Fatmawati dalam buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno (2016).

Baca Juga

“Aku ingin satu anak laki-laki, satu saja, kalaupun lebih, syukur Alhamdulillah. Aku seorang pemimpin rakyat yang ingin memerdekakan bangsanya dari Belanda, tapi rasanya aku tak sanggup meneruskan jika kau tak menunggu dan mendampingi aku. 

"Kamu cahaya hidupku untuk meneruskan perjuangan yang maha hebat dan dahsyat,” lanjut rayuan Bung Karno, mantan suami dari Inggit Garnasih itu. 

Baca Juga
SoekarnoBulutangkis

Berita Terkini