Sejarah Kelam PSSI vs Pemerintah

Selasa, 21 April 2015 23:32 WIB
Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Era Dua Kongres (2012)

Saat Indonesia merdeka, konflik di tubuh PSSI pun berlanjut. Kali ini antar saudara sendiri. Pangkalnya saat ketum PSSI, Nurdin Halid yang dilengserkan pada 2010. 18 Maret 2012, dua kubu yang mengklaim sebagai wakil PSSI sama-sama gelar kongres. 

Kubu PSSI di bawah Djohar Arifin Husen mengadakan kongres di Palangkaraya. Kongres ini bagi mereka adalah agenda kongres tahunan PSSI.

Sementara di kubu lainnya, Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menggelar Kongres di Ancol, Jakarta. La Nyalla M Mattaliti mendapatkan 79 suara dan terpilih menjadi ketua di kongres ini. Kubu ini kemudian lebih memilih disebut sebagai PSSI yang sah dibanding KPSI. 

Pemerintah saat itu mengaku tidak bisa serta-merta membubarkan Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI), meski di satu sisi pemerintah hanya mengakui Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai organisasi yang sah. Alasannya, menurut Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Joko Pekik saat itu, KPSI juga didukung anggota PSSI, sehingga akhirnya lahir Kongres Luar Biasa di Ancol, Jakarta, pada Maret lalu. 

Perseteruan dua kubu ini coba didamaikan oleh AFC di Malaysia pada 7 Juni 2012. Meski sama-sama menandatangani kontrak kesepahaman, namun keduanya belum juga bisa berdamai.

Perdamaian keduanya baru tercipta pada 17 Maret 2013. Dalam perdamaian ini, Djohar tetap menjadi ketua sementara La Nyalla menjadi wakil ketua.

*berbagai sumber

3