5 Rivalitas Klub Sepakbola Paling Panas (Part I)
Rivalitas AS Roma dan Lazio dianggap sebagai yang terpanas di antara derby lokal lainnya. Pertemuan antara kedua tim ini dijuluki dengan sebutan Derby della Capitale atau derby ibukota yang menjadi pusat perhatian di Eropa.
Derby ini dianggap lebih sengit dibandingkan dengan derby lokal lain seperti Derby dell Madonnia (derby Milan) dan Derby della Mole (derby Turin).
Pertemuan kedua tim biasanya selalu diwarnai dengan kehadiran puluhan ribu pendukung yang setia membela timnya masing-masing dengan berbagai macam atribut kebesaran masing-masing tim.
Pertandingan yang mempertemukan keduanya juga kerap menimbulkan sejumlah insiden ekstrim berujung kekerasan dan rasisme.
Insiden ekstrim pertama yang tercatat dari rivalitas kedua tim ini terjadi pada tahun 1997, saat salah seorang suporter Lazio, Vincenzo Paparelli dilempar kembang api oleh pendukung Roma yang menyebabkannya terbunuh.
Vicenzo Paparelli sendiri tercatat sebagai korban tewas pertama dalam sejarah kekerasan sepakbola di Italia.
Rivalitas antar kedua klub Italia ini kembali memicu kerusuhan pada Maret 2004 saat beredar kabar burung terkait adanya seorang anak yang terbunuh oleh pihak kepolisian sebelum derby ibukota dimulai.
Presiden Serie A Italia kala itu, Adriano Galliani sontak memerintahkan wasit Roberto Rosetti untuk menghentikan pertandingan akibat pecahnya kerusuhan di tribun saat pertandingan babak kedua baru berjalan empat menit.
Meskipun laga sudah dihentikan namun kerusuhan tak kunjung usai, kedua pendukung tim terlibat aksi saling serang yang kian memanas hingga aparat kepolisian kewalahan menghadapinya.
Para pendukung keluar dari stadion untuk melarikan diri sambil membakar toko-toko di sepanjang jalan yang mereka lewati.
Tercatat 170 orang korban luka berhasil dievakuasi dan 13 orang provokator diamankan dalam kerusuhan kali itu.
Kerusuhan terakhir dalam pertandingan yang mempertemukan Lazio dan As Roma terjadi pada Desember 2009, ketika puluhan kembang api dilemparkan ke tengah lapangan oleh para pendukung kedua tim.
Aksi ini menyebabkan pertandingan harus dihentikan saat pertandingan babak pertama baru berjalan 13 menit.