Mantan Wasit Ungkap "Borok" CEO Mahaka

Sabtu, 28 November 2015 18:06 WIB
Penulis: Devi Novitasari | Editor: Zainal Hasan
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
 Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT

Pernyataan kontroversial dilontarkan CEO Mahaka Sport and Entertainment, Hasani Abdulgani kepada sejumlah perangkat pertandingan turnamen Piala Jenderal Sudirman beberapa waktu lalu telah menuai protes dikalangan penggiat sepakbola dan suporter.

Dikatakan, dirinya berharap PSSI tetap dibekukan terus oleh pemerintah sehingga pihaknya dapat meraup keuntungan finansial melalui gelaran turnamen-turnamen sepakbola yang telah dan akan digelar Mahaka Sport yang didengar oleh sejumlah perangkat pertandingan saat turnamen Piala Jenderal Sudirman.

Jimmy Napitupulu, mantan anggota Komite Wasit PSSI mengaku mendengar pernyataan itu dan menyampaikan kepada sejumlah suporter sepakbola. Diskusi tentang itu pun menyeruak dan meramaikan jejaring media sosial sejak sepekan ini.

“Dia (Hasani, red) sendiri bicara di hadapan kita, mudah-mudahan PSSI dibekukan dan jangan dicabut pembekuannya. Karena nanti dagangan saya tidak laku kalau sampai dicabut. Hasani senang. Kalau sampai pembekuan dicabut, dia tidak bisa apa-apa. Otomatis ini (turnamen, red) akan diambil lagi oleh PT Liga. Saya langsung telepon pak Joko (Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia), dia pikir selama ini kita diam-diam saja. Jadi ini tentang bisnis semuanya,” ungkap Jimmy Napitupulu.

Ditambahkan Jimmy, Hasani menyatakan klub-klub sudah percaya  dengannya karena sudah merasakan uang darinya. Jadi dia yakin gelaran-gelaran turnamen berikut akan berjalan dan lancar. 

“Kabarnya setelah PJS nanti ada Piala Kapolri, dan apalagi. Dibikin saja terus, kan motifnya bisnis,” papar mantan wasit elit Indonesia itu.     

Wajar saja sejumlah suporter di grup diskusi jejaring sosial mendesak Presiden Komisaris Mahaka Sport and Entertainment,  Erick Thohir agar memecat Hasani dari jabatan CEO Mahaka Sport atas pernyataannya yang dinilai tidak bermoral di tengah situasi sepakbola Indonesia yang mati suri akibat pembekuan PSSI oleh Menpora dan sanksi  FIFA.

89