Menelusuri Jejak Doping di Sepakbola

Jumat, 1 April 2016 18:51 WIB
Editor: Ramadhan
 Copyright:
Butuh Usaha yang Lebih Besar

Sepakbola pernah dilanda skandal doping di masa lalu. Skandal yang paling terkenal adalah saat legenda Argentina, Diego Maradona dikeluarkan dari Piala Dunia 1994 setelah positif mengkonsumsi Ephedrine.

Liga Primer Inggris pernah dihantam skandal doping juga, terutama sebelum pengenalan pengujian standar. Seorang mantan manajer Arsenal medio 1919-1925, Leslie Knighton, dalam salah satu judul bab dalam otobiografinya ‘I Dope Arsenal for a Cup Tie’.

Knighton mengaku pernah memberikan pemainnya ‘pil keberanian’ dalam upaya untuk mengatasi keunggulan rivalnya pada 1920-an.

Jika masalah doping di sepakbola ini ada di masa lalu, maka mengapa justru tak ada di masa sekarang? Apa yang membuat sepakbola kebal terhadap pengecualian di skandal doping?

Justru atlet-atlet di cabang olahraga lain seperti Lance Armstrong dan Marion Jones telah ditampilkan dengan jelas di hadapan publik sebagai pengguna doping. Ini bukan berarti bahwa catatan tidak dapat rusak, tetapi umur panjang dan penampilan prima para pesepakbola saat ini justru dipertanyakan. Apakah mereka menggunakan doping atau tidak.

Hal lain yang patut dipertanyakan adalah mengapa tak ada usaha yang lebih besar untuk mengetahui apakah sepakbola benar-benar memiliki masalah doping. Selama lebih dari 10 tahun, pengadilan Spanyol telah berurusan dengan Operasi Puerto, skandal doping darah yang melibatkan dokter Eufemiano Fuentes, serta kliennya termasuk sang juara balap sepeda Alejandro Valverde dan Jan Ullrich.

Sementara Fuentes diyakini telah memiliki beberapa klien lain, termasuk para pemain sepakbola. Namun, tidak ada upaya yang diambil untuk memeriksa salah satu dari sekitar 200 kantong darah yang ditemukan di kantornya.

Sejak Olimpiade Yunani kuno, kecurangan telah menjadi bagian dari olahraga. Atlet tertentu akan selalu mencari keuntungan dengan melakukan hal apapun untuk menang. Skandal berikutnya yang patut disorot adalah skandal doping di dunia sepakbola yang sampai saat ini masih tenang.

89