Nama Diego Maradona sudah sangat tenar seantero dunia ini. Sangking tenarnya, kabarnya sekelompok orang di Argentina bahkan menjadikan Maradona sebagai Tuhan.
Kecintaan khalayak pada si Tangan Tuhan memang diwujudkan dengan banyak cara, yang paling ekstrem tentu saja menjadikan pesepakbola kelahiran 30 Oktober 1960 sebagai Tuhan. Namun ditingkatan yang tidak terlalu ekstrem, Maradona dijadikan sumber inspirasi untuk sejumlah pekerja seni untuk ciptakan sebuah karya.
Sejumlah musisi di dunia termasuk di Indonesia yang diwakili oleh Deddy Dhukun sempat menciptakan lagu bertema Diego Maradona. Jika Deddy Dhukun menciptakan lagu untuk Maradona berisi tentang ucapan selamat dan puji syukur kepada Maradona, maka lain lagi yang dilakukan musisi asal Prancis, Manu Chau.
Bernama lengkap Jose-Manuel Thomas Arthur Chao, pria berdarah Spanyol ini merupakan musisi yang justru tenar di kawasan Amerika Selatan. Berbeda dengan musisi kebanyakan, Manu Chauialah musisi yang memiliki prinsip menyuarkan realitas kehidupan lewat lirik dan lagu.
Manu Chau menciptakan lagu berjudul 'La Vida tombola' pada era 80-an. La Vida Tombola jika diartikan memiliki arti Hidup adalah Perjudian. Lirik lagu ini sangat kental dengan kisah hidup Maradona yang dikenal dengan sisi kontroversial.
Bahkan di lirik lagu ini terselip kritikan pedas Manu Chau kepada Badan Tertinggi Sepakbola Dunia (FIFA) yang ia sebut sebagai pencuri. Hal tak jauh berbeda jika menengok karakter Maradona kepada FIFA baik saat masih bermain ataupun saat pensiun.
Menariknya Manu Chau tidak membuat satu lagu untuk Maradona tapi dua. Satu lagu Manu Chau untuk eks penyerang Napoli itu berjudul 'Santo Maradona' yang rilis saat ia bergabung dengan band Mano Negra. Lagu Santo Maradona masuk dalam album Mano Negra yang rilis pada 1994 silam.
INDOSPORT coba rangkumkan kisah menarik dari dua lagu Manu Chau untuk Diego Maradona tersebut untuk pembaca setia, berikut kisahnya: