Analisis Permainan Timnas Indonesia Saat Mengalahkan Malaysia
Formasi 4-4-2 merupakan formasi favorit Alfred Riedl. Ia pernah menerapkan formasi ini di Timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2010 lalu. Strategi 4-4-2 dalam keadaan menyerang bisa mengandalakan beberapa opsi. Menyerang dari sektor sayap ataupun sektor tengah.
Kala menghadapi Malaysia, para pemain starter Timnas berhasil memperagakan strategi yang diinginkan Riedl. Peran vital ditunjukkan Evan Dimas dan Bayu Pradana di lini tengah. Keduanya menjadi otak permainan Timnas.
Evan Dimas diplot sebagai gelandang serang. Ia mengontrol sisi kanan permainan Skuat Garuda. Pemain Bhayangkara Surabaya United itu bisa memberikan bola ke Andik Vermansah yang berada di posisi sayap kanan. Nantinya, Andik akan membawa bola berusaha melewati bek sayap kiri Malaysia, Mohd Azrif Nasrulhaq.
Evan juga bisa memberikan bola langsung ke Irfan Bachdim jika sewaktu-waktu pemain asal Consadole Sapporo itu kosong dari penjagaan pemain Malaysia. Selain itu, Evan mampu memainkan bola bersama Bayu Pradana di lini tengah, dan Beny Wahyudi di posisi bek sayap kanan.
Sementara itu, Bayu Pradana memiliki peran yang sama dengan Evan Dimas. Hanya saja, pemain Mitra Kukar ini didapuk sebagai gelandang tengah bertahan. Ia mengontrol sisi kiri permainan Timnas. Bayu Pradana bisa memainkan bola di lini tengah bersama Evan Dimas, dan bek sayap kiri, Abdul Rahman.
Dalam posisi menyerang, Bayu Pradana mampu memberikan umpan ke Zulham Zamrun yang berada di posisi sayap kiri. Setelah itu, Zulham hanya tinggal melewati bek sayap kanan Malaysia, Matthew Davies. Tak hanya itu, pemain berumur 25 tahun tersebut juga bisa memberikan bola langsung ke Irfan Bachdim dan Boaz Solossa di posisi penyerang.
Di sisi lain, Andik berperan sebagai penerus bola dari Evan. Artinya, ia bertugas memberikan umpan lambung dengan melewati Azrif Nasrulhaq, ataupun mengoper bola ke Bachdim. Andik juga bisa memainkan bola dengan satu-dua sentuhan dengan Evan Dimas dan Benny Wahyudi.
Peran Zulham sama halnya dengan Andik. Ia bisa memberikan sebuah umpan ke Boaz, serta memainkan bola dengan Bayu Pradana dan Abdul Rahman.
Sedangkan, Irfan Bachdim bertugas sebagai second striker. Ia bisa memberikan bola hasil umpan Andik, Bayu, dan Evan untuk diberikannya ke Boaz, ataupun diteruskannya sendiri menjadi gol.
Boaz mendapat jabatan sebagai target man. Ia hanya menunggu umpan dari rekan-rekannya atau memanfaatkan kesalahan lawan.

Penerapan srategi menyerang formasi 4-4-2.
Adopsi strategi menyerang tersebut bisa terbukti dari tiga gol kemenangan Timnas.
Gol pertama Boaz di menit ketujuh didapat dari umpan lambung dari Andritany, yang kemudian mampu diteruskan dengan sundulan Bayu Pradana. Bek tengah Malaysia, Fadhli Shas salah mengantisipasi umpan tersebut sehingga mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Boaz.
Dalam proses gol pertama, strategi Riedl berjalan baik ketika Bayu Pradana berhasil mengirimkan bola langsung ke Boaz.
Gol Irfan Bachdim pada menit 11 diperoleh dari kesalahan pemain Malaysia. Bachdim berhasil mencuri bola, kemudian diberikan ke Boaz, lalu dikembalikannya kembali ke mantan pemain Persema Malang tersebut.
Meski kesalahan, ini merupakan kerjasama apik Bachdim dan Boaz. Strategi Riedl kembali berjalan sangat baik.
Gol ketiga yang dicetak Boaz pada menit ke-21, merupakan keberhasilan strategi Riedl dalam memanfaatkan penyerangan sisi sayap.
Kala itu, Zulham berhasil menerobos sisi kanan pertahanan mereka dengan melakukan umpan satu-dua dengan Boaz. Zulham kemudian mengirimkan umpan ke dalam kotak penalti yang diterima oleh Andik. Namun, Andik kembali mengembalikannya ke belakang yang dihuni Evan Dimas.
Evan Dimas kembali memberikan bola ke Boaz. Sayang, bola tendangan kaki kiri Boaz membentur pemain bertahan Malaysia.
Bola liar disambut Zulham dengan tendangan kaki kanan. Namun, bola kembali membentur pemain bertahan Malaysia. Akan tetapi, kali ini bola liar dapat dimanfaatkan Boaz untuk mencetak gol.