3 Kiper Asia yang Pernah Warnai Kompetisi Sepakbola Indonesia

Kamis, 10 November 2016 16:18 WIB
Editor: Joko Sedayu
 Copyright:
Yoo Jae-hoon (Persipura dan Bali United)

Kekurangan stok penjaga gawang asal Papua membuat Persipura Jayapura mencari penjaga gawang asing.

Setelah sebelumnya kehilangan Jendri Pitoy yang memutuskan hengkang ke Perseman Manokwari. Tim asal Indonesia Timur tersebut membutuhkan kiper andal yang berpengalaman.

Datang ke Indonesia tahun 2010 untuk membela Persipura, Yoo Jae-hoon langsung membawa Mutiara Hitam memenangkan gelar juara Indonesia Super League untuk kedua kalinya.

Pada tahun 2011, kiper berusia 32 tahun itu kembali membawa Persipura ke tangga juara, tepatnya ketika memenangi turnamen Inter Island Cup 2011.

Prestasi Jae-hoon di Persipura tidak berhenti pada saat itu. Selang dua tahun kemudian, dirinya membantu Persipura untuk menggapai gelar ketiga mereka.

Di tahun berikutnya, penjaga gawang berpostur 186 sentimeter itu turut berkontribusi membawa Mutiara Hitam menapak semifinal Piala AFC 2014 sebelum dikalahkan Al-Qadsia SC dengan agregat 2-10.

Kebersamaan Jae-hoon dengan Boaz Solossa dan kawan-kawan harus berakhir setelah dirinya memutuskan untuk mencari pengalaman baru untuk membela Bali United (dulunya Persisam) untuk kompetisi Liga Indonesia musim 2014/15.

Usai gagal membawa Bali United berprestasi dan vakumnya sepakbola nasional pada tahun 2015, di musim 2016 ini sang kiper memutuskan untuk kembali ke klub yang membesarkan namanya di kancah persepakbolaan nasional.

Namun setelah era Zeng Cheng dan Kosin, baru Yoo Jae-hoon yang berhasil merusak dominasi kiper lokal untuk posisi kiper asing asal Asia sebagai penjaga gawang.

Namun setelah itu, para klub seakan tidak mempercayakan posisi penjaga gawang untuk pemain asing, terlebih yang lahir dari benua Kuning.

Padahal ketiga pemain tersebut menampilkan performa yang baik dan ikut mengundang kaum hawa menonton langsung ke stadion akibat paras tampan mereka.

Penulis: Muhammad Adi Yaksa

1.7K