Adityo Darmadi, Macan Persija Peraih Emas Sea Games 1987
Persija tampil atraktif di kompetisi Divisi Utama 1987/1988. Gaya Persija yang penuh teknik tinggi itu menjadi daya tarik bagi penikmat sepakbola Indonesia. Jika saat itu tim seperti Persebaya Surabaya, Persib Bandung, dan PSMS Medan mengandalkan fanatisme daerah, maka Persija mengandalkan permainan bergaya Eropa untuk bisa mendapat dukungan dari penonton.
Permainan Persija saat itu membuat publik dan media mulai menjagokan Si Merah-Putih akan keluar sebagai juara. Jika tim lain tampil dengan gaya bola jauh, Persija sudah menerapkan permainan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki.
Adityo menjadi motor serangan Persija di kompetisi tersebut. Dengan gaya khasnya sebagai tembok, Adityo pun tak jarang mencetak gol spektakuler, termasuk saat melawan Persib Bandung. Bersama rekan-rekannya, Adityo membawa Persija ke final tahun 1987/1988.
Sayangnya di final, Adityo tak bisa bermain dengan maksimal. Cedera yang membuat terpaksa meninggalkan lapangan. Antiklimaks benar-benar terjadi di final. Persija harus kecolongan dari Persebaya. Gol Tias Tono Taufiq dan Kamarudin Betay tak mampu mengalahkan Persebaya.
Meski demikian, Adityo tetap mengenang momen tersebut sebagai pencapaian terbaik dirinya. “Itu prestasi saya bersama Persija,” tandasnya.